Jumat, 30 Desember 2011

Tumbuhan Biji

Ciri-ciri Tumbuhan Biji Tumbuhan biji termasuk ke dalam divisi Spermatophyta. Alat reproduksi generatif berupa biji. Di dalam biji terdapat embrio. Tumbuhan biji sudah memiliki akar, batang dan daun sejati, disebut kormus, sehingga tumbuhan biji disebut Cormophyta. Tumbuhan biji juga sudah memiliki berkas pembuluh pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem sehingga disebut tumbuhan Tracheophyta. Selain Cormophyta dan Tracheophyta, tumbuhan biji juga disebut tumbuhan berbunga (Antophyta). Bahkan disebut dengan Phanerogamae, yaitu tumbuhan dengan alat perkembangbiakan yang jelas terlihat dan disebut pula Embriophyta siphonogama, yaitu tumbuhan yang pembentukan embrionya melalui suatu pembuluh. Tumbuhan Biji Terbuka (Pinophyta atau Gymnospermae) Tumbuhan biji terbuka adalah tumbuhan yang bijinya tidak ditutup oleh bakal buah. Berdasarkan fosil yang ditemukan, tumbuhan ini sudah ada sejak 345 juta tahun lalu. Sebagian besar anggotanya sudah menjadi fosil. Ciri-ciri tumbuhan biji terbuka adalah: 1. Pada umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba Batang dan akar berkambium sehingga dapat tumbuh membesar 2. Bentuk perakaran tunggang 3. Daun sempit, tebal dan kaku 4. Tulang daun tidak beraneka ragam 5. Tidak memiliki bunga sejati 6. Alat perkembangbiakannya berbentuk kerucut yang disebut strobilus atau runjung. 7. Alat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan sel telur terdapat dalam strobilus betina. Cycadales Ciri khas bangsa atau ordo ini adalah batang tidak bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon. Merupakan tumbuhan berumah dua, artinya memiliki strobilus jantan saja atau strobilus betina saja. Contoh: Zamia furfuracea, Cycas revoluta dan Cycas rumphii (pakis haji) Ginkgoales Tumbuhan ini merupakan tumbuhan asli dari daratan Cina. Tinggi pohon dapat mencapai 30 meter, daun berbentuk kipas dan mudah gugur. Serbuk sari dan bakal biji dihasilkan oleh individu yang berlainan. Anggota kelompok ini hanya ada satu species yaitu Ginkgo biloba. Coniferales Coniferales berarti tumbuhan pembawa kerucut, karena alat perkembangbiakan jantan dan betina berupa strobilus berbentuk kerucut. Tumbuhan yang termasuk kelompok ini memiliki ciri selalu hijau sepanjang tahun (evergreen). Contoh: Agathis alba (damar), Pinus merkusii (pinus), Cupressus sp., Araucaria sp., Sequoia sp., Juniperus sp. dan Taxus sp. Gnetales Anggota kelompok ini berupa perdu, liana (tumbuhan pemanjat) dan pohon. Daun berbentuk oval/lonjong dan duduk daun berhadapan dengan bentuk urat daun menyirip. Pada xilem terdapat trakea dan floem tidak memiliki sel pengiring. Strobilus tidak berbentuk kerucut, tetapi sudah dapat disebut “bunga”. Contoh yang terkenal dari kelompok ini adalah Gnetum gnemon (melinjo). Peranan Tumbuhan Biji Terbuka Tumbuhan biji terbuka memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Peranan tumbuhan biji terbuka diantaranya adalah: 1. Sebagai tanaman hias, misalnya pakis haji 2. Sumber makanan, misalnya melinjo 3. Penghasil minyak cat (terpentin), misalnya pinus/tusam 4. Bahan baku damar, yaitu damar 5. Bahan baku industri kertas dan korek api, misalnya kayu pinus dan kayu tumbuhan melinjo 6. Bahan untuk obat dan kosmetik, yaitu Ginkgo biloba Tumbuhan Biji Tertutup (Magnoliophyta atau Angiospermae) Tumbuhan biji tertutup adalah tumbuhan yang bijinya terdapat di dalam bakal buah. Ciri-ciri tumbuhan ini adalah: 1. Hidup sebagai pohon, perdu, semak, merambat atau herba/terna 2. Daun pipih dan lebar dengan susunan tulang daun menyirip, menjari, melengkung atau sejajar 3. Memiliki bunga sejati dengan perhiasan bunga berupa kelopak dan mahkota bunga dan alat perkembangbiakannya berupa putik dan benang sari Tumbuhan biji dibagi menjadi dua kelas berdasarkan jumlah keping bijinya, yaitu: 1. Tumbuhan berkeping biji satu (Monocotyledonae) 2. Tumbuhan berkeping biji dua (Dicotyledonae)

Read More..

Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom). Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukurandan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesis. Sporofil berfungsi untuk menghasilkan spora. Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora (sporangium). Kumpulan sporangium disebut sorus. Sorus muda sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan macam spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu paku homospora (isospora), paku heterospora dan paku peralihan. Paku homospora menghasilkan satu jenis spora (ex Lycopodium/paku kawat). Paku heterospora menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan mikrospora (ukuran kecil) (ex Marsilea/semanggi dan Selaginella/paku rane). Paku peralihan merupakan peralihan antara homospora dan heterospora menghasilkan spora pbentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin (ex Equisetum debile/paku ekor kuda). Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan/spermatozoid (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina/ovum (gametangium betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan heterospora. Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu Psilotophyta, Lycophyta, Sphenophyta, dan Pterophyta. Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas di daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun, pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid. Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp sporanya dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit biseksual (memiliki baik organ jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella sp merupakan tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet betina dan mikrospora/gamet jantan). Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda). Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir untuk hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung), Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).

Read More..

Tumbuhan Lumut

Ciri organisme yang termasuk kingdom plantae: 1. Eukariotik multiseluler 2. mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa 3. memiliki klorofil, sehingga mampu melakukan fotosintesis (autotrof) 4. memiliki dinding sel yang tersusun atas selulosa Anggota kingdom plantae 1. Divisio Bryophyta (Lumut) 2. Divisio pterydophyta (paku) 3. Divisio spermatophyta (tumbuhan berbiji) Kingdom plantae meliputi kurang lebih 500.000 species. Dasar pengelompokkan tersebut adalah: 1. Struktur organ tubuh 2. keberadaan fasis (jaringan pengangkut) 3. type silinder pusat (stele) 4, kedudukan, bentuk, ukuran dan pertulangan daun 5. struktur alat reproduksi dan cara reproduksi Jika di tinjau dari keberadaan jaringan tubuh, maka 1. Divisio bryophyta termasuk dalam kelompok tumbuhan thallophyta, yaitu tumbuhan yang belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Dikatakan demikian disebabkan pada akar, batang dan daun lumut belum memiliki jaringan pengangkut (fasis) seperti xilem dan floem. 2. Divisio Peterydophyta dan spermatophyta termasuk dalam kelompok tumbuhan kormophyta, yaitu tumbuhan berkormus. tumbuhan berkormus merupakan tumbuhan yang telah memiliki jaringan pengangkut pada akar, batang dan daunnya. Jika ditinjau dari alat reproduksinya, maka 1. Divisio bryophyta dan Divisio Pterydophyta termasuk dalam kelompok tumbuhan berspora, karena untuk berkembang biak menggunakan spora. 2. Divisio spermatophyta termasuk dalam kelompok tumbuhan berbiji, karena untuk berkembangbiak menggunakan biji. Berdasarkan letak bijinya, tumbuhan spermatophyta dikelompokkan atas dua sub divisi yaitu subdivisio gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) dan angiospermae (tumbuhan biji tertutup). Biji pada tanaman gymnospermae tidak dibungkus oleh daging buah, sedangkan pada tanaman angiosperma biji terbungkus oleh daging buah. Tanaman angiospermae, berdasarkan jumlah keping bijinya dibedakan atas, monokotil (berkeping biji 1) dan dikotil (berkeping biji 2). Berikut beberapa anggota kingdom plantae Divisio Bryophyta Lumut merupakan tumbuhan yang memiliki area penyebaran yang sangat luas (kosmopolit), tidak kurang dari 25.000 jenis lumut menyebar di permukaan bumi, teritama pada tempat-tempat yang memiliki kelembaban yang tinggi. Ciri dan struktur tubuh lumut: 1. bersel banyak, bentuk tubuh pipih, dengan ukuran tubuh 1 - 2 cm sampai dengan 20 cm 2. dinding sel terbuat dari selulosa, tidak memiliki jaringan pengangkut 3. memiliki rhizoid yang berfungsi untuk menyerap hara mineral, dan menempel pada substrat, memiliki daun dan batang dengan struktur sederhana. 4. merupakan tumbuhan thallus, dan untuk proses pengangkutan air dan bahan makanan mengunakan sel-sel parenkima. 5. habitat umumnya di tempat lembab, kecuali apaghnum yang hidup di air. Reproduksi: Reproduksi lumut dilakukan dengan cara metagenesis, yaitu pergiliran keturunan antara keturunan vegetatif (sporofit) dengan keturunan generatif (Gametofit). Ciri keturunan Sporofit: 1. nama lainnya disebut juga sporogonium 2. menghasilkan spora 3. terbentuk dari proses fertilisasi sel sperma dan ovum dalam archegonium 4. hidup menumpang pada keturunan gametofit 5. berumur pendek Ciri keturunan gametofit 1. nama lain disebut lumut, pada saat muda disebut protonema 2. menghasilkan gamet 3. terbentuk dari spora haploid 4. tubuh berwarna hijau dan bersifat autotrof 5. melekat pada suatu substrat dengan perantaraan rhizoid 6. berumur panjang

Read More..

Sistem Klasifikasi

Dibedakan menjadi 3 1. Sistem Klasifikasi Alamiah - diciptakan oleh Theophrastus (370SM - 285SM), salah satu murid Aristoteles - didasarkan pada bentuk yang dapat dilihat dengan mata biasa (morfologi) - tumbuhan dibagi menjadi 4 kelompok : pohon, semak, perdu dan herba 2 . Sistem Klasifikasi Buatan - diciptakan oleh Carolus Linnaeus (1707-1778), ilmuwan swedia - dikenal sebagai Bapak Klasifikasi - dasar yang digunakan adalah alat reproduksi seksual, dasar lain yang digunakan adalah morfologi. - merupakan penggolongan mahluk hidup berdasarkan pengaruh- nya terhadap manusia - misalnya : beracun atau berguna, piaraan atau liar, gulma atau sayuran. 3. Sistem Klasifikasi filogenetik - diciptakan oleh Charles Darwin 1859, menerbitkan buku tentang teori evolusi. - Ia menyatakan bahwa persamaan struktur tubuh menunjukkan hubungan kekerabatan yang lebih dekat. - didasarkan urutan perkembangan mahluk hidup (filogeni) serta mengetahui hubungan kekerabatan antara satu dengan yang lainnya TINGKAT TAKSONOMI Disebut juga tingkat pengelompokkan.Tingkatan ini disusun oleh kelompok (takson) yang paling umum sampai kepada kelompok yang paling khusus, dengan urutan tingkatan sebagai berikut: 1. Regnum/Kingdom (Dunia/Kerajaan) 2. Divisio/Phyllum (Tumbuhan/Hewan) 3. Classis (Kelas) 4. Ordo (Bangsa) 5. Familia (Suku) 6. Genus (Marga) 7. Species (Jenis) TATA NAMA Dalam pemberian nama mahluk hidup kita mengenal nama daerah (anjing, dog) dan nama ilmiah (ex: canine). Nama daerah hanya dapat dimengerti oleh penduduk di daerah itu. Nama Ilmiah digunakan sebagai alat komunikasi ilmiah di seluruh dunia menggunakan bahasa latin/yang dilatinkan. Setiap organisme hanya memiliki satu nama yang sah. CARA PEMBERIAN NAMA JENIS Sistem tata nama yang digunakan disebut "binomial nomenclatur" yaitu pemberian nama jenis/spesies dengan menggunakan 2 kata. Misalnya: padi > Oryza sativa. Cara : Kata depan : nama marga (genus) Kata belakang : nama petunjuk spesies (spesies epithet). Sistem binomial nomenklatur dipopulerkan pemakaiannya oleh Carolus Linnaeus. CARA PEMBERIAN NAMA KELAS, BANGSA DAN FAMILI 1. Nama kelas adalah nama genus + nae. contoh: Equisetum + nae, menjadi kelas Equisetinae. 2. Nama ordo adalah nama genus + ales. contoh: zingiber + ales, menjadi ordo Zingiberales. 3. Nama famili adalah nama genus + aceae. contoh: Canna + aceae, menjadi famili Cannacea Whitaker (1969) mengelompokkan mahluk hidup ke dalam lima kerajaan/regnum: 1. Regnum Monera Monera merupakan golongan organisme yang bersifat prokariotik (inti selnya tidak memiliki selaput inti). Regnum ini dibagi menjadi dua golongan yaitu : 1.1. Golongan bakteri (Schizophyta/Schizomycetes) 1.2. Golongan ganggang biru (Cyanophyta) 2. Regnum Protista Protista merupakan organisme yang bersifat eukariotik (inti selnya sudah memiliki selaput inti). Pembentukan regnum ini diusulkan oleh Ernst Haeckel atas pertimbangan adanya organise-organisme yagn memiliki ciri tumbuhan (berklorofil) sekaligus memiliki ciri hewan (dapat bergerak). Yang termasuk dalam regnum ini adalah : 2.1. Protozoa 2.2. Ganggang bersel satu 3. Regnum Fungi (Jamur) Fungi merupakan organisme uniseluler (bersel satu) dan multiseluler (bersel banyak) yang tidak berklorofil, fungi multiseluler dapat membentuk benang-benang yang disebut hifa. Seluruh anggota dari regnum ini bersifat heterotrof. Regnum ini dibagi menjadi beberapa divisi yaitu: 1.1. Oomycotina 1.2. Zygomycotina 1.3. Ascomycotina 1.4. Basidiomycotina 1.5. Deuteromycotina 4. Regnum Plantae (Tumbuhan Hijau) Meliputi organisme bersel banyak (multiseluler) dan sel-selnya mempunyai dinding sel. Hampir seluruh anggota berklorofil sehinga sifatnya autotrof. Yang termasuk dalam Regnum Plantae adalah: 1.1. Ganggang bersel banyak (diluar ganggang biru) 1.2. Lumut (Bryophyta) 1.3. Paku-pakuan (Pteridophyta) 1.4. Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta) 5. Regnum Animalia (Kerajaan Hewan) Meliputi organisme bersel banyak, yang sel-selnya tidak berdinding sel dan tidak berklorofil sehingga bersifat heterotrof. Yang termasuk regnum ini adalah filum: 1.1. Porifera 1.2. Coelenterata 1.3. Platyhelminthes 1.4. Nemathelminthes 1.5. Annelida 1.6 Echinodermata 1.7 Arthropoda 1.8 Chordata

Read More..

KEANEKARAGAMAN HAYATI

KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI Apabila Anda mendengar kata “Keanekaragaman”, dalam pikiran anda mungkin akan terbayang kumpulan benda yang bermacam-macam, baik ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Bayangan tersebut memang tidak salah. Kata keanekaragaman memang untuk menggambarkan keadaan bermacam-macam suatu benda, yang dapat terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur ataupun jumlah. Sedangkan kata “Hayati” menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup (organisme) penghuni biosfer. Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya. Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri antara makhluk hidup. Untuk memahami konsep keseragaman dan keberagaman makhluk hidup pergilah Anda ke halaman sekolah. Amati lingkungan sekitarnya! Anda akan menjumpai bermacam-macam tumbuhan dan hewan. Jika Anda perhatikan tumbuhan-tumbuhan itu, maka Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang berbatang tinggi, misalnya: palem, mangga, beringin, kelapa. Dan yang berbatang rendah, misalnya: cabe, tomat, melati, mawar dan lain-lainnya. Ada tumbuhan yang berbatang keras, dan berbatang lunak. Ada yang berdaun lebar, tetapi ada pula yang berdaun kecil, serta bunga yang berwarna-warni. Begitu pula Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang memiliki kesamaan ciri seperti: tulang daun menyirip atau sejajar, sistem perakaran tunggang atau serabut, berbiji tertutup atau terbuka, mahkota bunga berkelipatan 3 atau 5 dan lain-lain. Begitu pula pada hewan-hewan yang Anda temukan, terdapat hewan-hewan yang bertubuh besar seperti kucing, sapi, kerbau, dan yang bertubuh kecil seperti semut serta kupu-kupu. Ada hewan berkaki empat, seperti kucing. Berkaki dua seperti ayam. Berkaki banyak seperti lipan dan luwing. Juga akan tampak burung yang memiliki bulu dan bersayap. Di samping itu, Anda juga akan menemukan hewan yang hidupnya di air seperti: ikan mas, lele, ikan gurame. Dan hewan-hewan yang hidup di darat seperti kucing, burung dan lain-lain. Ada hewan yang tubuhnya ditutupi bulu seperti burung, ayam. Ada yang bersisik seperti ikan gurame, ikan mas, dan ada pula yang berambut seperti kucing, kelinci dan lain-lain. Dari hasil pengamatan atau observasi di halaman sekolah, Anda telah menemukan adanya keseragaman dan keberagaman pada makhluk hidup. Untuk lebih memahami uraian diatas, cobalah Anda kerjakan kegiatan praktikum berikut: 1. KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGKAT GEN Keanekaragaman hayati tidak saja terjadi antar jenis, tetapi dalam satu jenis pun terdapat keanekaragaman. Adanya perbedaan warna, bentuk, dan ukuran dalam satu jenis disebut variasi. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang tingkatan keanekaragaman hayati, simak uraiannya berikut ini: 1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati tingkat gen? Untuk menemukan jawaban ini, cobalah amati tanaman bunga mawar. Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna-warni, dapat berwarna merah, putih atau kuning. Atau pada tanaman mangga, keanekaragaman dapat Anda temukan antara lain pada bentuk buahnya, rasa, dan warnanya. Demikian juga pada hewan. Anda dapat membandingkan ayam kampung, ayam hutan, ayam ras, dan ayam lainnya. Anda akan melihat keanekaragaman sifat antara lain pada bentuk dan ukuran tubuh, warna bulu dan bentuk pial (jengger). Gambar 1. Keanekaragaman gen pada ayam Keanekaragaman warna bunga pada tanaman mawar. Bentuk, rasa, warna pada buah mangga, serta keanekaragaman sifat, warna bulu dan bentuk pial pada ayam, ini semua disebabkan oleh pengaruh perangkat pembawa sifat yang disebut dengan gen. Semua makhluk hidup dalam satu spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang bersifat diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya. Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies. Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen? Perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang terjadi secara alami atau secara buatan. Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan, seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi), seperti pada berbagai jenis mangga. Pada manusia juga terdapat keanekaragaman gen yang menunjukkan sifat-sifat berbeda, antara lain ukuran tubuh (besar, kecil, sedang); warna kulit (hitam, putih, sawo matang, kuning); warna mata (biru, hitam, coklat), serta bentuk rambut (ikal, lurus, keriting). Cobalah perhatikan diri Anda sendiri! Ciri atau sifat apa yang Anda miliki? Sesuaikan dengan uraian di atas? 2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis Dapatkah Anda membedakan antara tumbuhan kelapa aren, nipah dan pinang? Atau membedakan jenis kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang buncis, kacang kapri, dan kacang hijau? Atau Anda dapat membedakan kelompok hewan antara kucing,harimau, singa dan citah? Jika hal ini dapat Anda bedakan dengan benar, maka paling tidak sedikitnya anda telah mengetahui tentang keanekaragaman jenis. Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat jenis pada tumbuhan atau hewan, anda dapat mengamati, antara lain ciri-ciri fisiknya. Misalnya bentuk dan ukuran tubuh,warna, kebiasaan hidup dan lain-lain. Contoh, dalam keluarga kacang-kacangan, antara lain; kacang tanah, kacang kapri, kacang hijau dan kacang buncis. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut Anda dapat dengan mudah membedakannya, karena antara mereka ditemukan ciri-ciri yang berbeda antara ciri satu dengan yang lainnya. Misalnya ukuran tubuh atau batang (ada yang tinggi dan pendek); kebiasaan hidup (tumbuh tegak, ada yang merambat), bentuk buah dan biji, warna biji, jumlah biji, serta rasanya yang berbeda. Gambar 2. Keanekaragaman jenis pada kacang-kacangan Contoh lain, keanekaragaman pada keluarga kucing. Di kebun binatang, Anda dapat mengamati hewan harimau, singa, citah dan kucing. Gambar 2. Keanek ragaman jenis pada hewan (a) harimau, (b) singan, (c) kucing dan (d) citah. Walaupun hewan-hewan tersebut termasuk dalam satu familia/suku Felidae, tetapi diantara mereka terdapat perbedaan-perbedaan sifat yang mencolok. Misalnya, perbedaan warna bulu, tipe lorengnya, ukuran tubuh, tingkah laku, serta lingkungan hidupnya. Pohon Demikian pula pada kelompok tumbuhan yang tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah akan memperlihatkan perbedaan-perbedaan sifat pada tinggi batang, daun dan bunga. Contohnya kelapa, aren, pinang, dan lontar, Gambar 2. Keanekaragaman pada suku Palmae Dari contoh-contoh di atas, Anda dapat mengetahui ada perbedaan atau variasi sifat pada kucing, harimau, singa dan citah yang termasuk dalam familia/suku Felidae. Variasi pada suku Felidae ini menunjukkan keanekaragaman pada tingkat jenis. Hal yang sama terdapat juga pada tanaman kelapa, aren, pinang, dan lontar yang termasuk suku Palmae atau Arecaceae. 3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem Di lingkungan manapun Anda di muka bumi ini, maka Anda akan menemukan makhluk hidup lain selain Anda. Semua makhluk hidup berinteraksi atau berhubungan erat dengan lingkungan tempat hidupnya. Lingkungan hidup meliputi komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup mulai yang bersel satu (uni seluler) sampai makhluk hidup bersel banyak (multi seluler) yang dapat dilihat langsung oleh kita. Komponen abiotik meliputi iklim, cahaya, batuan, air, tanah, dan kelembaban. Ini semua disebut faktor fisik. Selain faktor fisik, ada faktor kimia, seperti salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan kandungan mineral. Baik komponen biotik maupun komponen abiotik sangat beragam atau bervariasi. Oleh karena itu, ekosistem yang merupakan interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik pun bervariasi pula. Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu ekosistem. Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman tingkat ekosistem? Perbedaan letak geografis antara lain merupakan faktor yang menimbulkan berbagai bentuk ekosistem. Gambar 2. Keanekaragaman ekosistem (a) padang rumput (b) padang tundra (c) gurun pasir Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah. Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang tumbuh hanya jenis lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah beriklim sedang terdpat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk daerah ini adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing hutan, dan rusa kutub. Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman jenis-jenis flora dan fauna yang menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang berbeda. Maka terbentuklah keanekaragaman tingkat ekosistem. Totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem menunjukkan terdapat pelbagai variasi bentuk, penampakan, frekwensi, ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang berbeda-beda merupakan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman tingkat jenis dan keanekaragaman tingkat ekosistem. Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan karena didalamnya terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan mentah perakitan varietas-varietas unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati pada suatu ekosistem akan terganggu bila ada komponen-komponennya yang mengalami gangguan. Gangguan-gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem tersebut dapat menimbulkan perubahan pada tatanan ekosistemnya. Besar atau kecilnya gangguan terhadap ekosistem dapat merubah wujud ekosistem secara perlahan-lahan atau secara cepat pula. Contoh-contoh gangguan ekosistem , antara lain penebangan pohon di hutan-hutan secara liar dan perburuan hewan secara liar dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Gangguan tersebut secara perlahan-lahan dapat merubah ekosistem sekaligus mempengaruhi keanekaragaman tingkat ekosistem. Bencana tanah longsor atau letusan gunung berapi, bahkan dapat memusnahkan ekosistem. Tentu juga akan memusnahkan keanekaragaman tingkat ekosistem. Demikian halnya dengan bencana tsunami. KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA Tahukah Anda, bahwa Indonesia merupakan salah satu dari tiga Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi? Dua negara lainnya adalah Brazil dan Zaire. Tetapi dibandingkan dengan Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya adalah disamping memiliki keanekragaman hayati yang tinggi, Indonesia mempunyai areal tipe Indomalaya yang luas, juga tipe Oriental, Australia, dan peralihannya. Selain itu di Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta hewan dan tumbuhan endemik (penyebaran terbatas). Untuk lebih memahami materi tersebut, silakan Anda simak uraian mengenai keaneragaman hayati yang terdapat di Indonesia berikut ini! Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Tingginya keanekaragaman hayati di Indonesia ini terlihat dari berbagai macam ekosistem yang ada di Indonesia, seperti: ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, ekosistem padang rumput, ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem air tawar, ekosistem air laut, ekosistem savanna, dan lain-lain. Masing-masing ekosistem ini memiliki keaneragaman hayati tersendiri. Tumbuhan (flora) di Indonesia merupakan bagian dari geografi tumbuhan Indo-Malaya. Flora Indo-Malaya meliputi tumbuhan yang hidup di India, Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Flora yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, dan Filipina sering disebut sebagai kelompok flora Malesiana. Hutan di daerah flora Malesiana memiliki kurang lebih 248.000 species tumbuhan tinggi, didominasi oleh pohon dari familia Dipterocarpaceae, yaitu pohon-pohon yang menghasilkan biji bersayap. Dipterocarpaceae merupakan tumbuhan tertinggi dan membentuk kanopi hutan. Tumbuhan yang termasuk famili Dipterocarpaceae misalnya Keruing ( Dipterocarpus sp), Meranti (Shorea sp), Kayu garu (Gonystylus bancanus), dan Kayu kapur (Drybalanops aromatica). Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis atau hutan basah, dicirikan dengan kanopi yang rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan yang memanjat), seperti rotan. Tumbuhan khas Indonesia seperti durian (Durio zibetinus), Mangga (Mangifera indica), dan Sukun (Artocarpus sp) di Indonesia tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi. Sebagai negara yang memiliki flora Malesiana apakah di Malaysia dan Filipina juga memiliki jenis tumbuhan seperti yang dimiliki oleh Indonesia? Ya, di Malaysia dan Filipina juga terdapat tumbuhan durian, mangga, dan sukun. Di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa terdapat tumbuhan endemik Rafflesia. Tumbuhan ini tumbuh di akar atau batang tumbuhan pemanjat sejenis anggur liar, yaitu Tetrastigma. Bagaimana dengan wilayah Indonesia bagian timur? Apakah jenis tumbuhannya sama? Indonesia bagian timur, tipe hutannya agak berbeda. Mulai dari Sulawesi sampai Irian Jaya (Papua) terdapat hutan non?Dipterocarpaceae. Hutan ini memiliki pohon-pohon sedang, diantaranya beringin (Ficus sp), dan matoa (Pometia pinnata). Pohon matoa merupakan tumbuhan endemik di Irian. Selanjutnya, mari kita lihat hewan (fauna) di Indonesia. Hewan-hewan di Indonesia memiliki tipe Oriental (Kawasan Barat Indonesia) dan Australia (Kawasan Timur Indonesia) serta peralihan. Hewan-hewan di bagian Barat Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Banyak species mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada. 2. Terdapat berbagai macam kera, misalnya: bekantan, tarsius, orang utan. 3. Terdapat hewan endemik, seperti: badak bercula satu, binturong (Aretictis binturang), monyet (Presbytis thomari), tarsius (Tarsius bancanus), kukang (Nyeticebus coucang). 4. Burung-burung memiliki warna bulu yang kurang menarik, tetapi dapat berkicau. Burung-burung yang endemik, misalnya: jalak bali (Leucopsar nothschili), elang jawa, murai mengkilat (Myophoneus melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons). Sekarang mari kita lanjutkan dengan hewan-hewan yang terdapat di Kawasan Indonesia Timur. Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian timur, yaitu Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri hewannya adalah: 1. Mamalia berukuran kecil 2. Banyak hewan berkantung 3. Tidak terdapat species kera 4. Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam Irian Jaya (Papua) memiliki hewan mamalia berkantung, misalnya: kanguru (Dendrolagus ursinus), kuskus (Spiloeus maculatus). Papua juga memiliki kolek si burung terbanyak, dan yang paling terkenal adalah burung Cenderawasih (Paradiseae sp). Di Nusa Tenggara, terutama di pulau Komodo, terdapat reptilian terbesar yaitu komodo (Varanus komodoensis). Sedangkan daerah peralihan meliputi daerah di sekitar garis Wallace yang terbentang dari Sulawesi sampai kepulauan Maluku, jenis hewannya antara lain tarsius (Tarsius bancanus), maleo (Macrocephalon maleo), anoa, dan babi rusa (Babyrousa babyrussa). Pilihlah satu jawaban yang Anda anggap paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf di depan jawaban tersebut. 1. Perbedaan yang ditemukan di antara sesama ayam dalam satu kandang disebut …….. A. evolusi B. adaptasi C. variasi D. keberagaman E. adaptasi dan variasi 2. Di antara individu sejenis tidak pernah ditemukan yang sama persis untuk semua sifat. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan………… A. lingkungan B. induknya C. jenisnya D. lingkungan dan gen E. gen dan plasma nutfah 3. Keanekaragaman ekosistem ditunjukkan oleh adanya perbedaan komponen berikut ini, kecuali ………….. A. sumber energi primer B. jenis produsennya C. produktifitasnya D. jenis konsumennya E. komponen biotiknya 4. Dua makhluk hidup menempati daerah yang sama dapat disebut spesies apabila ……. A. habitat dan warna rambutnya sama B. warna dan bentuk rambutnya sama C. jenis makanan dan cara makannya sama D. cara reproduksi dan jumlah anaknya sama E. dalam perkawinan menghasilkan turunan fertil 5. Anjing pudel dapat dikawinkan dengan anjing boner. Anjing-anjing tersebut dapat melahirkan anak-anak yang fertil karena anjing-anjing tersebut …… A. satu genus B. satu familia C. satu species D. satu ordo E. satu kingdom 6. Hutan bakau di Kalimantan, hutan hujan tropis di Jawa Barat, dan savanna di Papua, merupakan contoh keanekaragaman hayati tingkat ……. A. genetik B. species C. ekosistem D. populasi E. individu 7. Keanekaragaman warna bulu, misalnya pada burung parkit, merupakan hasil segregasi gen secara bebas. Contoh keanekaragaman bulu pada burung parkit tersebut merupakan adanya keanekaragaman tingkat …… A. gen B. genus C. ekosistem D. species E. individu 8. Makhluk hidup penghuni bumi ini begitu beraneka ragam. Sumber keane-karagaman makhluk hidup tersebut adalah ………….. A. sperma B. ovum C. gen D. kromosom E. zigot 9. Berikut ini yang bukan faktor-faktor penyebab terjadinya keaneragaman hayati adalah ………… A. variasi genetik B. keaneragaman jenis C. keanekaragaman genetik D. keanekaragaman daur energi E. keanekaragaman ekosistem 10. Variasi gen dalam tingkat jenis dapat menyebabkan terbentuknya ……… A. individu B. varietas C. species D. populasi E. ekosistem Sumber : http://www.pintugerbang.net/id/mod/book/view.php?id=55&chapterid=11

Read More..

FUNGI

CIRI-CIRI : * Merupakan organisme eukariotik * Ada yang uniseluler dan ada pula yang multiseluler * Dinding sel tersusun atas senyawa kitin. * Makanan disimpan dalam bentuk glikogen * Tidak mempunyai klorofil, sehingga bersifat heterotrof * Berkembang biak dengan cara vegetatif dan generatif * Habitat : di tempat-tempat lembab, basah, banyak mengandung bahan organik dan tidak terkena cahaya matahari secara langsung * Hidup sebagai saprofit, parasit dan ada yang bersimbiosis STRUKTUR TUBUH : Jamur yang multiseluler terdiri rangkaian sel-sel yang membentuk benang disebut hifa. Hifa tersebut ada yang tidak bersekat (senositik), ada pula yang bersekat (asenositik). Kumpulan dari benang-benang hifa disebut miselium. KLASIFIKASI : Jamur dibagi menjadi 4 divisi, yaitu : 1. Zygomycota 2. Ascomycota 3. Basidiomycota 4. Deuteromycota (Jamur Imperfekti) Ciri Zygomycota Ascomycota Basidiomycota Deuteromycota (Jamur Imperfekti) Tubuh multiseluler Uniseluler /multiseluler Multiseluler (makroskopik) Multiseluler Struktur hifa tidak bersekat, bersekat saat reproduksi Bersekat, berinti banyak Bersekat Bersekat Reproduksi vegetatif Membentuk spora dan tunas Membentuk konidia dan tunas Membentuk konidia Membentuk konidia Reproduksi generatif Membentuk zygospora Membentuk askospora Membentuk basidiospora – 1. ZYGOMYCOTA * Miselium dengan hifa tak bersekat (senositik) pada yang muda, pada organisme yang lebih tua hifa bersekat] * Umumnya hidup di darat sebagai saprofit atau parasit * Reproduksi : aseksual : zygospora berkecambah membentuk sporangium yang menghasilkan spora Seksual : konjugasi, manghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi zygospora * Contoh : - Rhizopus stolonifer, Rhizopus oligosporus , ragi untuk pembuatan tempe - Mucor mucedo , saprofit pada roti atau kotoran kerbau Miselium pada Rhizopus terdapat 3 tipe hifa, yaitu : 1. Sporangiofor merupakan hifa yang tegak sebagai tangkai sporangium 2. Stolon, merupakan hifa yang terdapat dipermukaan substrat 3. Rhizoid, merupakan hifa yang menembus substrat dan berfungsi untuk menyerap makanan. Daur hidup Rhizopus * Dua hifa yang berlainan jenis, yaitu hifa (+) dan hifa (-) saling berdekatan. Masing-masing hifa pada sisi-sisi tertentu mangalami pembangkakan dan pemanjangan. Bagian hifa demikian disebut gametangium. * Kedua gametangium bertemu dan melebur. Inti (+) dan inti (-) melebur membentuk zigot. Selanjutnya zigot berkembang menjadi zigospora (diploid). * Zigospora tumbuh, dindingnya menebal dan berwarna hitam. Inti diploid mengalami meiosis manghasilkan inti haploid (n). * Jika lingkungan sesuai, zigospora akan tumbuh dan membentuk sporangium yang ditopang dengan sporangiofor. Selanjutnya, reproduksi secara aseksual dimulai dengan ditandai pematangan sporangium hingga sporangium tersebut pecah dan spora tersebar keluar. Jika spora jatuh di tempat yang sesuai, spora akan berkecambah membentuk hifa baru. 2. ASCOMYCOTA * Ada yang uniseluler dan ada pula yang multiseluler, ada yang membentuk tubuh buah (askokarp) * Miselium terdiri dari hifa yang bersekat (asenositik) dan berinti banyak. * Hidup sebagai saprofit dan parasit. Beberapa jenis bersimbiosis dengan ganggang biru atau ganggang hijau bersel satu membentuk liken/lichenes/lumut kerak. * Reproduksi : Aseksual : membentuk tunas, membentuk konidia; Seksual : konjugasi, membentuk askospora Contoh : 1. Bersel satu : Saccharomyces : dikenal sebagai ragi/yeast/khamir, Saccharomyces cerevisiae : untuk pengembang roti atau kue Saccharomyces tuae : memfermentasi air nira menjadi tuak Saccharomyces ellipsoides : memfermentasi anggur menjadi minuman anggur 2. Bersel banyak membentuk miselium : a. Aspergillus : Aspergillus wentii , untuk membuat kecap, saeke, tauco Aspergillus oryzae , untuk melunakkan adonan roti Aspergillus niger , untuk menghilangkan O2 dari sari buah dan menjernihkan sari buah Aspergillus flavus , menghasilkan racun aflatoksin yang diduga dapat menyebabkan kanker pada manusia Aspergillus fumigatus , menyebabkan penyakit paru-paru pada burung b. Penicillium : P. Notatum,&P. Chrysogeum menghasilakan antibiotik penisilin P. camemberti &, P. Roqueforti, memberi cita rasa atau mengharumkan keju. c. Neurospora crassa , jamur oncom. Dapat tumbuh subur pada tongkol jagung rebus yang sudah dihilangkan bijinya. 3. Membentuk tubuh buah : Xylaria tabacina , parasit pada petai cina Trichoderma reesei , menghasilkan enzim selulose ` 3. BASIDIOMYCOTA * Bersel banyak, kebanyakan makroskopik, membentuk tubuh buah (basidiokarp) * Umumnya tubuh buah berbentuk payung, terdiri atas tudung dan batang. Bagian bawah tudung terdapat lembaran-lembaran tempat terbentuknya basidium * Miselium dengan hifa bersekat (asenositik), berinti satu atau dua * Hidup sebagai saprofit atau parasit. Dan ada pula yang membentuk mikoriza* Reproduksi : Aseksual : membentuk konidia Seksual : membentuk basidiospora * Contoh : 1. Volvariella volvacea (jamur merang ) , digunakan untuk bahan makanan 2. Auricularia polytricha (jamur kuping) , sebagai bahan sup 3. Pleurotus (jamur kayu/jamur tiram), sebagai bahan sup 4. Ganoderma lucidum ( Ling zhi ), digunakan untuk obat 5. Lentinus edodes (Shiitake), dapat dimakan dan juga sebagai obat kanker 6. Puccinia graminis (jamur karat), parasit pada tanaman graminae 7. Amanita phalloides, menghasilkan racun , saprofit pada kotoran ternak 4. DEUTEROMYCOTA (Jamur Imperfekti) * Merupakan kelompok jamur yang belum diketahui cara reproduksi seksual/generatifnya. Itulah sebabnya Deuteromycota disebut sebagai jamur imperfekti atau jamur tidak sempurna * Tubuh mikroskopis, hifa bersekat (asenositik) * Hidup sebagai saprofit dan ada pula yang parasit * Reproduksi dengan cara aseksual atau vegetatif dengan membentuk konidia * Contoh : - Epidermophyton floocosum , penyebab penyakit kaki atlit - Candida albicans , menyebabkan infeksi pada vagina - Microsporum & Trighophyton , menyebabkan penyakit kurap Neurospora crassa , semula dimasukkan dalam divisi Deuteromycota dengan nama Monilia sithophila karena belum diketahui cara reproduksi seksualnya. Setelah diketahui bahwa reproduksi seksualnya dengan membentuk askospora, maka digolongkan dalam Ascomycota dan diganti namanya menjadi Neurospora crassa. LUMUT KERAK / LICHENES / LIKEN Lumut kerak adalah suatu simbiosis mutualisme antara jamur dengan ganggang bersel satu. Jamur yang bersimbiosis tersebut adalah jamur golongan Ascomycota atau Basidiomycota. Sedangkan ganggang yang bersimbiosis tersebut adalah ganggang hijau (Chlorophyta) bersel satu atau ganggang hijau-biru (Cyanophyta) bersel satu. Keuntungan jamur dan ganggang dalam simbiosis ini adalah : - Jamur mendapatkan makanan dari hasil fotosintesis ganggang - Ganggang mendapatkan air dan mineral tanah dari jamur Lumut kerak merupakan organisme perintis karena dapat hidup di tempat dimana organisme lain tidak dapat hidup. Reproduksi secara aseksual, yaitu dengan fragmentasi dan membentuk soredia/soredium Lumut kerak umumnya berbentuk talus kecil. Berdasarkan bentuk talusnya, lumut kerak dibedakan menjadi 3, yaitu : 1. Talus Crustose (seperti kerak), yaitu talus yang menutupi seluruh permukaan substratnya Contoh : Graphis , melekat pada batang pohon seperti coret-coretan 2. Talus Fructicose (seperti semak), yaitu talus yang dibentuk oleh suatu jaringan berbentuk bulatan kecil seperti jalinan jala yang tidak rapat. Contoh : Usnea longisima, melekat pada pucuk pohon Cladonia, hidup di kutub utara 3. Talus Foliose (seperti daun ), yaitu talus yang berbentuk seperti daun dua lapis (atas dan bawah) serta memiliki bentuk dan warna berbeda. Contoh : Parmelia melekat pada batu-batuan Manfaat lumut kerak : 1. Dapat digunakan sebagai obat TBC, yaitu Usnea yang menghasilkan asam usnin 2. Dapat digunakan sebagai penambah rasa dan aroma 3. Pigmen yang dihasilkannya dapat digunakan untuk membuat kertas lakmus celup (indakator pH) 4. Dapat sebagai indikator pencemaran udara MIKORIZA Mikoriza adalah simbiosis mutualisme antara jamur dengan akar tanaman. Beberapa jamur dari golongan Zygomycota, Ascomycota atau Basidiomycota bersimbiosis dengan akar tumbuh-tumbuhan misalnya akar tanaman Pinus dan tanaman Melinjo. Keuntungan jamur dan tanaman pada simbiosis ini adalah : * Jamur mendapatkan makanan berupa zat organik dari hasil fotosintesis tanaman * Tanaman melalui akarnya mendapatkan air dan mineral dari jamur . Mikoriza dibedakan menjadi 2, yaitu : 1. Ektomikoriza, yaitu jika hifa jamur hanya hidup di daerah permukaan akar tanaman, yakni pada jaringan epidermis. Misalnya pada akar Pinus. Dengan adanya ektomikoriza, tumbuhan Pinus tahan kekeringan dan tahan pada penyakit akar 2. Endomikoriza, yaitu jika hifa jamur menembus akar hingga masuk ke jaringan korteks.Misalnya jamur yang hidup di akar anggrek dan sayuran

Read More..

PROTISTA

A. CIRI-CIRI PROTISTA 1. Umumnya uniseluler, ada beberapa yang multiseluler tetapi masih sederhana dan belum terdeferensiasi menjadi jaringan. 2. Sel bersifat eukarotik, yaitu sudah mempunyai membran inti sel 3. Hidup di air, baik air tawar maupun laut, di tanah, seresah dan tempat-tempat yang lembab. 4. Memiliki cara makan yang berbeda-beda, yang dapat digolongkan dalam 3 kategori, yaitu: a. Protista autotrof, yaitu protista yg memiliki klorofil shg mampu berfotosintesis (mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik dengan bantuan energi matahari). Contoh : Algae ( Euglenophyta, Chrysophyta, Pyrrophyta, Phaeophyta, Chlorophyta) b. Protista heterotrof, yaitu protista yg “menelan” makanan dengan cara fagositosis atau memasukkan makanan melalui mulut sel. Contoh : Protozoa (Mastigophora, Sarcodina, Ciliata, Sporozoa). c. Protista yg mencerna makanan di luar sel (ekstraseluler) dan kemudian menyerap hasilnya yang berupa sari-sari makanan. B. PENGGOLONGAN PROTISTA Protista mempunyai anggota yg sangat banyak, sehingga untuk mempelajarinya para ahli taksonomi membagi protista dalam 3 golongan, yaitu : 1. Protista menyerupai hewan (PROTOZOA) Berdasarkan alat geraknya dibagi menjadi 4 Filum, yaitu : a. Mastigophora / Flagellata ( Protista berbulu cambuk) b. Sarcodina / Rhizopoda (Protista berkaki semu) c. Ciliophora / Ciliata (Protista bersilia) d. Sporozoa (Protista berspora) 2. Protista menyerupai tumbuhan (ALGAE) Berdasarkan pigmen yang dikandungnya dibagi menjadi 6 Filum, yaitu : a. Euglenophyta (ganggang euglena) b. Chrysophyta (ganggang perang/ keemasan) c. Pyrrophyta (ganggang Api) d. Phaeophyta (ganggang coklat) e. Rhodophyta (ganggang merah) f. Chlorophyta (ganggang hijau) 3. Protista menyerupai jamur Dibagi menjadi 2 Filum, yaitu : a. Myxomycota (jamur lendir) b. Oomycota (jamur air) A. PROTOZOA (Protista mirip hewan) CIRI-CIRI : 1. Protozoa berasal dari kata Proto artinya pertama,dan zoon ya artinya hewan. Jadi protozoa artinya hewan yg pertama. 2. Tubuh uniseluler, ukuran tubuh sekitar 100 – 300 mikron. 3. Sel terbungkus oleh membran sel.Protoplasma dibedakan menjadi 2, yaitu ektoplasma (bagian luar) dan endoplasma (bagian dalam). Ektoplasma dapat menghasilkan dinding sel berupa pedicula (selaput sel) atau test (cangkang yg keras). Di dalam endoplasma terdapat organella, contohnya nukleus, vakuola kontraktil (vakuola berdenyut) dan vakuola makanan. Umumnya Protozoa memiliki satu inti (nukleus), kecuali pada Paramaecium mempunyai 2 inti (makronukleus dan mikronukleus). Vakuola kontraktil adalah organel yg berfungsi untuk mengeluarkan sisa –sisa metabolisme (ekskresi) dan untuk osmoregulator (mengatur tekanan). 4. Habitat kosmopolitan, artinya ada yang hidup di air, di tempat lembab atau parasit pada organisme lain. 5. Respirasi dilakukan oleh seluruh permukaan tubuhnya dengan cara difusi. 6. Reproduksi : Vegetatif/aseksual : umumnya dengan membelah diri, tetapi ada pula yang membentuk spora. Generatif/seksual : konjugasi PENGGOLONGAN Protozoa dibagi menjadi 4 filum berdasarkan alat geraknya, yaitu 1. MASTIGOPHORA / FLAGELLATA Flagellum = bulu cambuk. ; mempunyai alat gerak berupa flagella/bulu cambuk. Mastix= bulu cambuk Flagellata mempunyai 1 atau beberapa flagella pada bagian anterior. Fungsi flagella : sebagai alat gerak, alat peraba dan untuk menangkap makanan Habitat: parasit pada organisme lain Sitoplasma dilapisi pelikel/kutikula sehingga bentuknya tetap. Reproduksi dengan cara membelah diri. Contoh : - Trypanosoma gambiense & Trypanosoma rhodesiense Parasit pada darah manusia, Menyebabkan penyakit tidur, dengan perantara lalat Tse-tse yaitu Glossina palpatis - Trypanosoma cruzi , penyebab penyakit chagas - Trypanosoma evansi, menyebabkan penyakit sura pada hewan ternak - Leishmania donovani, penyebab penyakit kalazaar - Trichomonas vaginalis, penyebab keputihan pada wanita - Giardia lamblia, terutama hidup pada usus dua belas jari sehingga menyebabkan diare 2. SARCODINA / RHIZOPHODA Rhizophora berasal dari kata rhizo= akar dan podos = kaki, sedang Sarcodina berasal dari kata sarkodes = daging. Jadi Rhizophoda adalah protozoa yang menggunakan kaki semu (pseudopodia) untuk bergerak dan sebagai alat untuk mengangkap mangsanya. Pseudopodia merupakan penjuluran atau penonjolan ke arah luar dari sitoplasma. Pseudopodia mempunyai beberapa bentuk, yaitu : 1. Lobodia / Lobopodium, berupa ujung yg tumpul 2. Filopodia / Filopodium, ujung halus dan runcing 3. Aksopodia, bentuk teratur dari satu titik pusat 4. Rhizopodia, bentuk kurus dan bercabang Tubuh bersel satu, dengan bentuk yang berubah ubah / amorf. Ada yang telanjang , dan ada yang mempunyai cangkang. Contoh yang mempunyai cangkang adalah Foraminifera , Arcella Hidup bebas di alam, dan ada juga yang parasit Makanan diambil dengan cara fagosit. Reproduksi dengan cara membelah diri (pembelahan langsung tanpa didahului mitosis) Contoh : a. Amoeba (a: tidak, morf: bentuk) : hidup bebas : Amoeba proteus hidup parasit pada manusia: - Entamoeba dysentriae (Entamoeba histolytica) Hidup parasit dalam usus halus manusia, menyebabkan disentri - Entamoeba coli, dalam usus tebal (kolon) manusia, membantu membusukkan sisa-sisa makanan dan membantu menyusun vitamin - Entamoeba ginggivalis hidup di rongga mulut (celah-celah gigi/gusi) manusia, memnyebabkan penyakit gusi (ginggivitis). b. Rhizophoda bercangkang: -Arcella -Foraminifera, sebagai penunjuk adanya kandungan minyak bumi, hidup di laut – Radiolaria (Heliospera), sebagai bahan penggosok, hidup di laut - Heliozoa (contoh : Actinosphaerium ) 3. CILIATA / CILIOPHORA / INFUSORIA Mempunyai alat gerak berupa silia / rambut getar Fungsi silia : sebagai alat gerak, penerima rangsang dan pengambil makanan. Selnya dilapisi pelikel sehingga bentuknya tetap (umumnya berbentuk oval), memiliki satu makronukleus dan satu atau lebih mikronukleus. Fungsi makronukleus adalah berperan dalam metabolisme Fungsi mikronukleus adalah berperan dalam perkembangbiakan Hidup di air tawar, tanah dan ada yg parasit Reproduksi : Aseksual : membelah diri Seksual : konjugasi Contoh : Paramaecium caudatum (hidup bebas) Nyctoterus ovalis (parasit pada usus kecoa) Balantidium coli (hidup di kolon manusia) menyebabkan balantidiosis (diare) Stentor ( bentuk terompet, hidup di air tawar) Didinium (predator Paramaecium, hidup di air tawar) Vorticella(bentuk lonceng dengan tangkai panjang untuk melekat, hidup di air tawar), Stylonichia (silia berbentuk duri, hidup bebas di air tawar). Proses konjugasi pada Paramaecium caudatum : 1. Dua Paramaecium saling menempel pada bagian oral (mulut sel). Membran sel yg menempel melebur sehingga terbentuk saluran konjugasi/jembatan sitoplasmik. 2. Pada bagian masing-masing sel, mikronukleus diploid (2n) membelah secara meiosis menghasilkan 4 mikronukleus haploid (n). Makronukleus tetap. 3. 3 mikronukleus yang dihasilkan dari masing-masing Paramaecium akan hancur, sedangkan satu mikronukleus akan membelah secara mitosis menghasilkan 2 mikronukleus. 4. Satu nukleus akan bergerak ke arah jembatan sitoplasmik, melebur dengan mikronukleus sel Paramaecium di sebelahnya sehingga 2 inti (mikronukleus) bergabung menjadi satu (sinkarion). 2 Paramaecium tersebut akhirnya identik. 5. Sel-sel Paramaecium terpisah. Makronukleus hancur. Mikronukleus membelah secara mitosis 3 kali berturut-turut menghasilkan 8 mikronukleus. 6. 3 mikronukleus menghilang/melebur, 4 mikronukleus bergabung membentuk makronukleus sedangkan 1 mikronukleus tetap menjadi mikronukleus. 7. Selanjutnya, masing-masing Paramaecium membelah 2 kali berturut-turut sehingga setiap Paramaecium menghasilkan 4 Paramaecium baru. 4. SPOROZOA * Semua anggotanya bersifat parasit, tidak mempunyai alat gerak. * Membentuk spora untuk menginfeksi inangnya. * Bentuk bulat panjang * Reproduksi : Aseksual : Skizogoni, yaitu pembelahan diri yang berlangsung dalam tubuh inang tetapnya. Seksual : Sporogoni, yaitu pembentukan spora yang berlangsung di dalam tubuh inang perantaranya (hospes intermediet). Contoh: Plasmodium, parasit pada eritrosit (darah merah) manusia, menyebabkan penyakit malaria dengan perantara nyamuk Anopheles betina. Ada 4 macam Plasmodium, yaitu : 1. Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana , gejala timbul demam selang 48 jam 2. Plasmodium malariae menyebabkan malaria quartana, gejala timbul demam selang 72 jam. 3. Plasmodium falcifarum menyebabkan malaria tropica, gejala demam timbul tidak menentu. 4. Plasmodium ovale menyebabkan malaria dengan gejala yang sama dengan malaria tertiana. 5. Toxoplasma gondii , penyebab penyakit toxoplasmasis. Hidup dalam darah, limfe, dan jaringan otak Mammalia, misal kucing. Daur hidup Plasmodium : 1. Fase vegetatif / aseksual/ skizogoni : Berlangsung di dalam tubuh manusia. a. Siklus Eksoeritrositer(EE). ( ekso : luar , eritrosit : sel darah merah) Nyamuk Anopheles betina mengisap darah manusia, sporozoit (bibit penyakit) dalam air liur nyamuk masuk ke dalam tubuh manusia. Sporozoit menyerang butir-butir sel darah merah kemudian masuk ke hati menjadi skizont kriptozoik. Skizont kriptozoik berkembang biak secara vegetatif dengan membelah diri membentuk merozoit cryptozoik. b. Siklus Eritrositer (E). Merozoit cryptozoik masuk ke dalam sel darah merah dan berkembang menjadi bentuk tropozoit. Selanjutnya inti tropozoit tersebut mengalami pembelahan secara berganda membentuk merozoit . Kemudian sel darah merah pecah. Sebagian merozoit ada yang berkembang membentuk gametofit, sedang sebagian yang lain ada yang menyerang sel darah merah yang lain. Proses merozoit menyerang sel darah merah disebut sporulasi . 2. Fase generatif / seksual / sporogoni : Berlangsung di dalam tubuh nyamuk Anopheles betinA Saat nyamuk menghisap darah manusia, gametosit ikut terbawa masuk ke dalam tubuh nyamuk. Gametofit tersebut akan berkembang menjadi mikrogamet (gamet jantan) dan makrogamet (gamet betina). Jika terjadi pembuahan (gamet jantan membuahi gamet betina) maka akan terbentuk zigot yang menempel di dinding lambung nyamuk. Zigot akan berkembang menjadi ookinet. Ookinet menembus dinding lambung dan menempel di sebelah luar. Ookinet selanjutnya tumbuh menjadi ookista. Ookista membelah menjadi banyak. Tiap ookista akan membungkus diri dengan sedikit sitoplasma membentuk oosit . Oosit akan berkembang membentuk sporozoit baru yang tersebar ke dalam jaringan tubuh nyamuk Anopheles termasuk ke dalam kelenjar liur. B. ALGAE (GANGGANG) (Protista mirip tumbuhan) CIRI-CIRI ALGAE : * Ada yang uniseluler dan ada pula yang multiseluler. Algae uniseluler ada yang soliter, ada pula yang berkoloni; beberapa algae uniseluler dapat bergerak dengan menggunakan bulu cambuk. Algae multiseluler dapat berupa filamen (benang), lembaran atau menyerupai tumbuhan tingkat tinggi tetapi belum dapat dibedakan bagian akar, batang dan daun (masih berupa thalus). * Mempunyai ukuran yang sangat beragam. Ada yang hanya dapat diamati dengan bantuan mikroskop (mikroskopik), ada pula yang dapat dilihat langsung tanpa bantuan alat (makroskopik). * Habitat di air (air tawar atau air laut) dan juga di tempat-tempat yang lembab dan basah. * Algae sudah mempunyai dinding sel, sehingga bentuknya tetap. * Dalam sel algae mempunyai berbagai plastida, yang paling utama adalah kloroplas. Plastida adalah organel sel yang mengandung zat warna (pigmen). Kloroplas adalah plastida yang mengandung pigmen klorofil yang berperan dalam fotosintesis. Oleh karena itu algae bersifat autotrof, yaitu dapat menyusun makanan sendiri yang berupa zat organik dari zat-zat anorganik. Pada permukaan atau di dalam kloroplas terdapat pirenoid. Fungsi Pirenoid : pada ganggang hijau sebagai tempat pembentukan amilum, pada ganggang yang lain berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. Pigmen-pigmen lain yang terdapat dalam algae, di antaranya adalah : - fikosianin (warna biru) - xantofil (warna kuning) - fikosantin (warna pirang/coklat) - fikoeritrin (warna merah) - karoten (warna keemasan) Kandungan pigmen-pigmen tersebut dalam algae dijadikan sebagai dasar klasifikasi (penggolongan) algae. * Cara Reproduksi : a. Secara Vegetatif (Aseksual) : Algae uniseluler : - pembelahan biner, contoh pada : Chlorella, Chlamydomonas, Navicula - membentuk zoospora (spora kembara), yaitu spora yang dapat bergerak dengan berenang menggunakan flagella yang terbentuk dari pembelahan protoplasma secara membujur, dimana tiap potongan hasil pembelahan akan terbungkus oleh dinding sel baru yang dilengkapi dengan bulu cambuk (flagel ). Contoh pada : Chroococcum,Oedogonium, Vaucheria Algae multiseluler : - dengan fragmentasi, yaitu pemutusan bagian tubuh menjadi beberapa bagian. Potongan-potongan tubuh tersebut akan tumbuh menjadi individu-individu baru. Contoh pada : Spirogyra, Volvox globator b. Secara Generatif (Seksual) : - Konjugasi : berlangsung pada algae yang berbentuk benang/filamen. - Peleburan gamet jantan (sperma) dengan gamet betina (ovum). Ada 3 macam peleburan gamet, yaitu : 1. Isogami ( iso = sama ) yaitu peleburan antara gamet jantan dengan gamet betina yang mempunyai ukuran dan bentuk yang sama sehingga gamet jantan dan gamet betina sulit untuk dibedakan 2. Anisogami (an = tidak, iso = sama), yaitu peleburan gamet jantan dengan gamet betina yang mempunyai bentuk sama tetapi ukuran berbeda. Gamet jantan mempunyai ukuran yang lebih kecil dari gamet betina. 3. Oogami , yaitu peleburan gamet jantan dengan gamet betina yang mempunyai ukuran dan bentuk yang berbeda. Gamet jantan ukuran lebi kecil dan dapat bergerak, gamet betina besar dan tidak dapat bergerak. KLASIFIKASI : Berdasarkan pigmen yang dikandungnya, algae dibagi menjadi 5 filum, yaitu : 1. Chrysophyta (ganggang pirang/ kuning keemasan) 2. Diatomae (Bacillariophyta) / Ganggang Kersik 3. Chlorophyta (ganggang hijau) 4. Phaeophyta (ganggang coklat) 5. Rhodophyta (ganggang merah) 6. Pyrrophyta (ganggang api) 1. CHRYSOPHYTA ( G. KEEMASAN ) Ciri-ciri : * Habitatnya ada yang di air tawar, di laut dan juga di tanah yang basah * Mengandung pigmen : - klorofil a dan klorofil c yang terdapat dalam kloroplas yang berbentuk cakram atau lembaran - karoten (keemasan) dan xantofil (kuning) * Dinding sel mengandung zat kerzik / silika Chrysophyta dibagi menjadi 3 kelas, yaitu : a. Xanthophyceae (ganggang hijau-kuning) b. Chrysophyceae (ganggang cokelat-keemasan) c. Bacillariophyceae — Dipisahkan tersendiri dalam kelas Bacillariophyta a. Xanthophyceae (ganggang hijau-kuning) - mempunyai pigmen hijau (klorofil) dan kuning (xantofil). - contoh : Vaucheria (bentuk benang) b. Chrysophyceae (ganggang cokelat-keemasan) - mempunyai pigmen hijau (klorofil) dan keemasan (karoten) - contoh : Ochromonas (uniseluler) Synura (koloni) Manfaat : sebagai fitoplankton di ekosistem perairan 2. BACILLARIOPHYTA ( DIATOM / G. KERSIK ) * Habitatnya ada yang di air tawar, di laut dan juga di tanah yang basah * Mengandung pigmen : - Klorofil a dan klorofil c - Karotenoid, fukosantin, diatoksantin dan diadinoksantin * Dinding sel mengandung zat kersik / silika * Contoh : Navicula, Pinnularia, Actinastrum, Desmidium, Bacteriastrum * Manfaaat : - bahan isolasi - bahan penyekat dinamit - bahan penggosok 3. CHLOROPHYTA ( G. HIJAU ) * Habitat : paling banyak di air tawar (90%), di air laut(10%)yaitu yang berukuran besar.Sebagian ada yang dapat bersimbiosis dengan jamur * Ada yang uniseluler, ada yang multiseluler dengan bentuk bermacam-macam * Dinding sel mengandung selulosa * Mempunyai kloroplas dengan bentuk bermacam-macam, contohnya : - Spirogyra kloroplas bentuk spiral - Chlorella kloroplas bentuk bulat - Chlamydomonas bentuk mangkuk * Mempunyai pirenoid (tempat pembentukan amilum/cadangan makanan) * Mengandung pigmen : - Klorofil a dan klorofil b - karoten dan santofil * Bentuk thalus : lembaran, benang, bulat * Reproduksi : - Aseksual : membentuk zoospora - Seksual : konjugasi Proses konjugasi pada Spirogyra : Dua benang Spirogyra yang berdekatan membentuk tonjolan yang saling mendekat. Kemudian kedua tonjolan tadi bergabung membentuk saluran pembuluh. Protoplasma isi sel di dalam sel Spirogyra yang sudah berhubungan tersebut berlaku sebagai gametangium. Gametangium + (yang bergerak) berpindah ke sel Spirogyra yang lain bergabung dengan gametangiun – (yang diam ) . Proses bergabungnya protoplasma isi sel disebut plasmogami dan diteruskan pengabungan inti (kariogami). Hasil persatuan gametangium terbentuk zigot yang diploid, kemudian membentuk zigospora yang berdinding kuat dan tetap dorman untuk beberapa lama. Jika zigospora tumbuh, maka akan terjadi pembelahan meiosis menjadi empat sel yang haploid. Hanya satu sel yang berubah menjadi Spirogyra baru. Contoh : Bentuk Contoh 1. Uniseluler : a. dapat bergerak Chlamydomonas, Euglena b. tidak dapat bergerak Chlorella, Chloroccum 2. Berkoloni : a. dapat bergerak Volvox b. tidak dapat bergerak Hydrodictyon 3. Berbentuk benang Spirogyra, Oedogonium 4. Berbentuk lembaran Ulva, Chara Manfaat : - Fitoplankton di ekosistem air - Sumber Protein Sel Tunggal (PST/ Single Cell Protein), yaitu Chlorella - Sebagai sayuran, yaitu Ulva (selada laut) 4. PHAEOPHYTA ( G. COKLAT ) * Habitat : sebagian besar hidup di laut, terutama di daerah beriklim dingin * Bentuk tubuh menyerupai tumbuhan tingkat tinggi karena memiliki bagian seperti akar, batang dan daun. * Mengandung pigmen : - klorofil a dan klorofil c - fukosantin, karoten dan santofil * Dinding sel mengandung selulosa dan asam alginat * Contoh : Fucus, Turbinaria, Sargassum, Laminaria, Macrocystis * Manfaat : - penghasil asam alginat - penghasil Kalium (K), Nitrogen (N), Fosfor (P), Iodium (I2), Kalsium (Ca) - sebagai fitoplankton di ekosistem air 5. RHODOPHYTA ( G. MERAH ) * Habitat : sebagian besar hidup di laut, beberapa hidup di air tawar dan tanah. * Bentuk tubuh menyerupai tumbuhan tingkat tinggi * Mengandung pigmen : - klorofil a dan klorofil b - fikoeritrin, fikosianin, karotenoid * Dinding sel mengandung manan dan xilan * Contoh : Gracilaria, Eucheuma, Gelidium, Chondrus * Manfaat : - Bahan agar-agar dan sup - penghasil karagin, yaitu material gelatin yang sering digunakan dalam pembuatan alat kosmetik, cat, es krim dan bahan pembuat kue C. PROTISTA MENYERUPAI JAMUR Ciri-ciri : * Uniseluler atau multiseluler * Tidak mempunyai klorofil * Habitat di tempat –tempat lembab Protista menyerupai jamur dibagi 2 filum, yaitu : 1. Myxomycota (Jamur Lendir / Plasmodial ) 2. Oomycota ( Jamur Air ) 1. MYXOMYCOTA ( JAMUR LENDIR / PLASMODIAL ) * Dijumpai di hutan basah, batang kayu yang membusuk, tanah lembab. * Struktur tubuh vegetatif : - berbentuk seperti lendir atau plasmodial, yaitu suatu massa protoplasma tanpa dinding sel yang berinti banyak (multinukleat). - pada fase vegetatif sifat-sifat jamur lendir mirip dengan Amoeba , tetapi reproduksinya mirip fungi. * Reproduksi : – Aseksual / vegetatif : membentuk spora - Seksual / generatif : peleburan gamet (singami, yaitu peleburan gamet jantan dan betina yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama) * Di bagi menjadi 2 tipe, yaitu : 1. Myxomycota (tidak bersekat) 2. Acrasiomycota (bersekat) 2. OOMYCOTA ( JAMUR AIR ) * Hifa tidak bersekat (senositik), berinti banyak * Dinding sel terdiri atas selulosa * Habitat : dijumpai pada tempat-tempat berair, banyak bahan organik dan tidak terkena cahaya matahari langsung. * Reproduksi : aseksual : membentuk zoospora yang memiliki 2 flagella Seksual : peleburan gamet * Contoh : Saprolegnia , saprofit pada hewan yang mati di air Phytophtora atau jamur karat putih : - Phytophtora infestans parasit pada kentang - Phytophtora nicotinae parasit pada tembakau - Phytophtora palmifera parasit pada kelapa Pythium ; menyebabkan penyakit busuk pada perkecambahan (tanaman di persemaian), contohnya pada tembakau, bayam, kemiri dll

Read More..

Archaebacteria dan Eubacteria

ARCHAEBACTERIA (BACTERI PURBA) A. Ciri-ciri: 1. Uniseluler prokariotik, yaitu tidak memiliki membrane inti sel 2. Memiliki dinding sel 3. Mempunyai 1 jenis RNA polimerase 4. Biasanya hidup pada lingkungan ekstrem, seperti daerah dengan kadar garam tinggi 5. Reproduksi dengan cara pembelahan biner, pembentukan tunas, fragmentasi B. Perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria: C. Klasifikasi Archaebacteria Archaebacteria dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu: 1. Metanogen : – Anaerobik dan khemosintetik – metabolisme membentuk gas metana (CH4) – Hidup di tempat dengan kadar metana tinggi – contohnya: metanogen pada rumen rayap yaitu Lachnospira multipara, Ruminococcus albus 2. Halofil ekstrem : – hidup pada lingkungan berkadar garam tinggi – contohnya : Holobacterium 3. Termofil ekstrem ( thermoasidofil ): – hidup pada tempat bersuhu tinggi dan bersifat asam - contohnya : Sulfolobus, yang hidup di mata air sulfur D. Manfaat Archaebacteria: 1. Enzim dari Archaebacteria ditambahkan ke sabun cuci untuk meningkatkan kemampuan sabun cuci dan detergen pada suhu dan pH tinggi 2. Digunakan dalam industri makanan untuk mengubah pati jagung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat) 3. Untuk mengatasi pencemaran laut karena tumpahan minyak. EUBACTERIA / BAKTERI SEJATI Bakteri berasal dari kata bacterion atau bacterium yang berarti tongkat atau batang. Cabang Biologi yang mempelajari bakteri adalah bakteriologi. E. CIRI-CIRI : 1. Uniseluler prokariotik 2. Memiliki dinding sel yang tersusun atas peptidoglikan (gula dan protein) 3. Ukuran tubuhnya sekitar 1 – 5 mikron 4. Apabila berada di lingkungan yang kurang menguntungkan akan membentuk endospora 5. Ada yang memiliki flagel dan ada juga yang tidak memiliki flagel 6. Hidup kosmopolitan, artinya dapat hidup di segala tempat, misalnya di darat, udara, air, bahkan tubuh manusia 7. Berkembang biak dengan cara membelah diri, konjugasi (perkawinan dua individu yang belum diketahui jenis kelaminnya), transformasi (pemindahan materi genetik) dan transduksi (pemindahan sebagian materi genetik melalui perantara virus). 8. Dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding sel membentuk Kapsul. 9. Ada yang memiliki klorofil, ada pula yang tidak berklorofil Fungsi kapsul adalah untuk perlindungan dari kekeringan. Kapsul tersusun dari glikoprotein (protein dan glikogen) F. STRUKTUR BAKTERI Bagian-bagian bakteri adalah : 1. Flagela, Berfungsi untuk bergerak 2. Dinding sel,Fungsi untuk melindungi sel 3. Membran sel,tersusun dari lemak dan protein, bersifat semipermiabel dan berfungsi mengatur keluar masuknya zat keluar dan ke dalam sel 4. Mesosom, merupakan penonjolan membran sel ke arah dalam atau sitoplasma dan berfungsi untuk menyediakan energi bagi bakteri 5. Lembar fotosintetik, khusus dijumpai pada bakteri yang berfotosintesis. Berfungsi untuk fotosintesis 6. Sitoplasma, sebagai tempat berlangsungnya reaksi-reaksi metabolisme, tersusun dari koloid yang mengandung berbagai malekul organik seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral, ribosom, DNA dan enzim-enzim. 7. DNA, Deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan materi genetik bakteri, merupakan zat pengontrol sintesis protein bakteri dan merupakanzat pembawa sifat. 8. Plasmid, merupakan DNA nonkromosom sirkuler. Plasmid mengandung gen-gen tertentu misalnya gen kebal antibiotik, gen patogen. 9. Ribosom, merupakan organel yang berfungsi dalam sintesis protein 10. Pili, beberapa bakteri memiliki pili, yaitu benang pendek yang berfungsi untuk alat pelekat dengan bakteri lain atau dengan bahan makanannya. 11. Endospora G. REPRODUKSI BAKTERI 1. Reproduksi Aseksual : bakteri melakukan pembelahan biner, yaitu pembelahan langsung tanpa melalui tahapan sepereti mitosis. Pembelahan ini berlangsung cepat, misalnya pada bakteri E. Coli setiap 20 menit membelah menjadi 2. 2. Reproduksi Seksual : Bakteri belum dapat dibedakan jenis kelaminnya sehingga tidak dijumpai reproduksi seksual, tetapi terjadi pemindahan materi genetik dari bakteri satu ke bakteri lain tanpa membentuk zigot. Peristiwa ini disebut Paraseksual. Ada 3 cara paraseksual, yaitu: 1. Transformasi, yaitu pemindahan sedikit materi genetik (DNA) dari bakteri satu ke bakteri yang lain. Proses transformasi dapat dilihatberikut ini 2. Transduksi, yaitu pemindahan materi genetik dari bakteri satu ke bakteri yang lain melalui perantara bakteriofage 3. Konjugasi, yaitu pemindahan materi genetik (DNA) dari bakteri satu ke bakteri lain yang berdekatan secara langsung melalui jembatan sitoplasma. H. BENTUK BAKTERI Bakteri memiliki bentuk bermacam-macam, tetapi secara umum dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu: 1.batang/silinder (basil) 2.bulat (kokus) 3.spiral (spirilum) Batang Basil tunggal (monobasil) Contoh: Escherichia coli, Salmonella typhi, Lactobacillus Diplobasil, bentuk batang bergandeng dua-dua Contoh: Renibacterium Streptobasil, bentuk batang bergandengan seperti rantai Contoh: Azotobacter sp. , Bacillus anthracis Bulat Monokokus, bentuk bulat tunggal Contoh: Neiserria gonorrhoea Diplokokus, bentuk bulat bergandengan dua-dua Contoh: Diplococcus pneumoniae Streptokokus, bentuk bulat tersusun seperti rantai Contoh: Streptococcus thermophilus Stafilokokus, bentuk bulat tersusun bergerombol seperti buah anggur Contoh: Staphylococcus aureus Sarkina, bentuk bulat terdiri 8 sel yang tersusun seperti kubus Contoh: Sarcina sp. Spiral Spiral, berupa lengkung lebih dari setengah lingkaran Contoh: Spirillum minor Koma (Vibrio), berupa lengkung kurang dari setengah lingkaran Contoh: Vibrio comma Spiroseta, berupa spiral yang halus dan lentur Contoh: Treponema pallidum I. PENGGOLONGAN BAKTERI 1. Berdasarkan Jumlah dan letak flagella a. Monotrik, bakteri yang memiliki satu flagel pada salah satu ujung selnya b. Lofotrik, bakteri yang memiliki beberapa flagella di salah satu ujung selnya c. Amfitrik, bakteri yang memiliki dua flagella yang terletak di kedua ujung selnya d. Peritrik, bakteri yang memiliki banyak flagella di seluruh permukaan tubuhnya 2. Berdasarkan cara mendapatkan makannnya, bakteri dibedakan menjadi: a. Bakteri Autotrof, yaitu bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri dengan cara mengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik. Berdasarkan sumber energi yang dipakai untuk membuat makanan sendiri, bakteri Autotrof dibagi 2, yaitu: 1. Bakteri Fotoautotrof, yaitu bakteri yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi untuk menghasilkan makanan Contoh: bakteri hijau (bakteri klorofil), bakteri ungu (bakteri purpurin) 2. Bakteri kemoautotrof, yaitu bakteri yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi untuk menghasilkan makanan Contoh: bakteri nitrat (Nitrobacter), bakteri Nitrit (Nitrococcus) b. Bakteri Heterotrof, yaitu bakteri yang tidsk mampu membuat makanannya sendiri. Dibedakan menjadi: 1. Bakteri parasit, yaitu bakteri yang memperoleh makanan dari makhluk hidup yang ditumpanginya (inangnya). Bakteri parasit sering menyebabkan penyakit (bersifat patogen) pada inangnya. Contoh: Micobacterium tuberculose(penyebab TBC) 2. Bakteri saprofit, yaitu bakteri yang memperoleh makanan dari makhluk hidup yang sudah mati. Contoh: Escherichia coli 3. Berdasarkan kebutuhan oksigen a. bakteri aerob, yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi Contoh: Nitrosomonas, Nitrosococcus, Nitrobacter b. bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi Contoh: Micrococcus denitrificans J. PERTUMBUHAN BAKTERI Pertumbuhan bakteri berlangsung sangat cepat. Dalam kondidi normal, bakteri membelah diri menjadi dua setiap 20 menit. Catatan waktu demikian disebut sebagai waktu generasi. Hubungan antara jumlah bakteri dengan waktu pertumbuhannya dinyatakan dalam kurva pertumbuhan. Kurva pertumbuhan dapat dibagi menjadi 4 fase, yaitu: 1. Fase lag (fase permulaan), merupakan fase bakteri beradaptasi di lingkungan baru 2. Fase log / logaritma / eksponensial (fase pembiakan cepat), merupakan fase pertumbuhan mencapai maksimum. Pada fase ini terjadi peningkatan jumlah bakteri 3. Fase stasioner (fase diperlambat),merupakan fase pertumbuhan mencapai titik nol, tidak terjadi penambahan jumlah bakteri 4. Fase penurunan (fase kematian), Bakteri berhenti memperbanyak diri dan rata-rata kematian meningkat. Pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Suhu, Ketersediaan makanan, pH, Konsentrasi ion, oksigen, kelembabab, Zat kimia seperi antibiotik K. PERANAN BAKTERI BAGI KEHIDUPAN BAKTERI MENGUNTUNGKAN: A. Bidang Pertanian, yaitu dapat meningkatkan 1. Bakteri Fiksasi nitrogen, yaitu bakteri yang mengikat nitrogen bebas (N2­­­­­­­) Contoh: Azotobacter, Clostridium pasteurianum, Rhodospirillum rubrum Rhizobium leguminosae (bersimbiosis dengan akar tanaman polongan ) *bakteri fiksasi nitrigen bersifat aerob 2. Bakteri Nitrifikasi, yaitu bakteri yang membantu proses pembentukan senyawa nitrat dalam tanah. Contoh: bakteri nitrit( Nitrosomonas dan Nitrosococcus ) Bakteri nitrat ( Nitrobacter ) *bakteri nitrifikasi bersifat aerob B. Bidang Industri makanan dan minuman Bakteri yang berguna dalam bid. Industri makanan dan minuman adalah bakteri fermentasi, contohnya: 1. Streptococcus lactis, pembuatan keju 2. Lactobacillus casei, pembuatan keju 3. Lactobacillus bulgaricus, pembuatan yoghurt 4. Streptococcus thermophilus, pembuatan yoghurt 5. Acetobacter xylinum, pembuatan nata de coco C. Bidang Farmasi Pseudomonas denitrificans, menghasilkan vitamin B12 Streptomyces griceus, menghasilkan antibiotik streptomisin untuk memberantas penyakit TBC Streptomyces aureofaciens, menghasilkan aureomisin Streptomyces venezuelae, menghasilkan kloromisetin Bacillus brevis, menghasilkan tirotrisin D. Bakteri asam, yaitu bakteri yang menghasilkan asam. Contohnya: Acetobacter aceti, Clostridium aceto-butylicum, Propionibacterium acueus E. Bakteri pengurai, yaitu bakteri yang menguraikan sisa-sisa organisme menjadi senyawa organik dalam tanah. Contohnya Escherichia coli yang membantu pembusukan di usus tebal manusia dan juga berfungsi dalam pembentukan vitamin K yang berperan dalam proses pembekuan darah. BAKTERI MERUGIKAN : A. bakteri patogen (menyebabkan penyakit)yang menyebabkan penyakit pada manusia, contohnya: 1. Mycobacterium tuberculosis, penyebab TBC 2. Mycobacterium leprae, penyebab lepra 3. Vibrio comma, penyebab kolera 4. Salmonella thyposa, penyebab tifus 5. Clostridium tetani, penyebab tetanus 6. Diplococcus pneumoniae, penyebab pneumonia 7. Neisseria gonorrhea, penyebab kencing nanah 8. Treponema pallidum, penyebab sifilis Bakteri patogen yang menyebabkan penyakit pada hewan, contohnya: 1. Mycobacterium bovis, penyebab penyakit pada lembu 2. Bacillus anthracis, penyebab anthraks pada ternak 3. Mycobacterium avium, penyebab penyakit pada unggas Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan, contohnya: 1. Pseudomonas cattleyae, penyebab penyakit pada anggrek 2. Bacterium papaye, penyebab penyakit pada pepaya 3. Pseudomonas solanacearum, penyebab penyakit pada pisang 4. Bakteri perusak makanan dan penghasil racun yang sangat berbahaya, contohnya: 1. Pseudomonas cocovenenans,menghasilkan racun asam bongkrek pada tempe bongkrek 2. Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulin. Ditemukan pada makanan kaleng yang telah rusak. 3. Leuconostoc mesenteroides menghasilkan lendir pada makanan L. CARA MEMERANGI BAKTERI 1. Preventif Preventif (profiloksis) yaitu cara pencegahan dengan vaksinasi.Vaksinasi adalah usaha pencegahan penyakit dengan cara memberikan vaksin, yaitu bakteri yang telah dilemahkan. Vaksin diinjeksikan ke dalam tubuh manusia atau hewan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Vaksin tersebut di dalam tubuh manusia atau hewan akan mendorong terbentuknya antibodi dalam darah. Jika suatu saat tubuh kemasukan bakteri aktif, bakteri tersebut akan dilawan atau dihambat oleh zat antibodi. Beberapa vaksin yang telah ditemukan adalah sebagai berikut: 1. Vaksin BCG (Bacillus Calmet Guirine) untuk mencegah TBC (Tuberculosis) 2. Vaksin DPTP (Diphteri, Pertusis, Tetanus, Profiloksis) untuk mencegah penyakit difteri, batuk rejan, dan tetanus. 3. Vaksin TCD (Typhus, Cholera, Dysentrie) untuk mencegah penyakit tifus, kolera dan disentri. 4. Vaksin Kotipa, untuk mencegah kolera, tifus dan paratifus 2. Sterilisasi Sterilisasi adalah pemusnahan semua bentuk kehidupan dalam makanan, misalnya dalam pengawetan makanan. Sterilisasi biasanya dilakukan dengan cara pemanasan pada suhu 1210C selama 15 menit dengan disertai tekanan. Biasanya dilakukan dalam autoklav atau dalam pressure cooker. Dengan sterilisasi, bakteri dan sporanya serta organisme lain akan mati. 3. Pasteurisasi Pasterurisasi dilakukan untuk mensterilkan bahan yang tidak tahan panas tinggi dengan tujuan membunuh bakteri yang ada di dalamnya. Misalnya pengawetan air susu. Pasteurisasi akan mematikan bakteri patogen, tetapi bakteri nonpatogen tetap hidup sehingga makanan belum steril. Pasteurisasi dilakukan dengan pemanasan sampai 620C selama 30 menit atau 710C selama 15 menit. 4. Pengawetan makanan Untuk mengatasi aktivitas bakteri yang merusak makanan serta menimbulkan racun, makanan perlu diawetkan. Pengawetan makanan dapat dilakukan secara tradisional, misalkan dengan pengeringan, pengasapan, pengasaman, pengasinan dan pemanisan. Pengawetan cara ini prinsipnya memberilak lingkungan yang tidak ideal untuk kehidupan bakteri. Dengan perlakuan ini kondisi larutan lingkungan luar bakteri lebih pekat sehingga dapat terjadi plasmolisis dan bakteri akan mati karena kekurangan air. Pengawetan makanan juga dapat dilakukan secara konvensional antara lain dengan sterilisasi, pasteurisasi, pembekuan, pendinginan, penggunaan bahan kimia serta dengan radiasi. M. CYANOBACTERIA/CYANOPHYTA/ GANGGANG BIRU Cyanobacteria termasuk dalam kelompok Eubacteria. Cyanobacteria dikenal sebagai generasi perintis karena membentuk lapisan pada permukaan tanah gundul dan berperan penting dalam menambah materi organik ke dalam tanah. CIRI-CIRI: 1. Inti tidak diselubungi oleh membran (bersifat prokariotuk) 2. Memiliki klorofil 3. Warna hijau biru disebabkan adanya pigmen karotenoid dan fikosianin. Kadang juga terdapat pegmen fikoeritrin 4. ada yang uniseluler dan ada yang bersel banyak. Yang umiseluler ada yang soliter dan ada pula yang berkoloni. Sedangkan yang bersel banyak umumnya berbentuk benang (filamen). 5. Ganggang yang berbentuk filamen mempunyai heterokist yaitu sel yang berbeda dengan sel yang lain, lebih tebal dan tidak memiliki inti. 6. Kebanyakan memiliki kemampuan untuk melakukan fiksasi nitrogen (mengikat nitrogen dari atmosfer). proses fiksasi nitrogen terjadi di heterokist. 7. Reproduksi dilakukan dengan pembelahan sel, fragmentasi dan pembentukan spora. PERANAN : 1. Sebagai sumber makanan alternatif protein tinggi, yaitu Spirulina 2. Meningkatkan kesuburan tanah, yaitu ganggang yang mampu melakukan fiksasi nitrogen. Misalnya: Nostoc, Gleocapsa. Selain itu juga ada Anabaena azollae yang bersimbiosis dengan paku air Azolla pinnata.

Read More..

Virus

Virus berasal dari bahasa latin yang berarti racun. Hampir semua virus dapat menimbulkan penyakit pada organisme lain. Virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan lolos dari saringan bakteri(bakteri filter) Ilmu tentang Virus disebut Virologi A.SEJARAH PENEMUAN VIRUS - Penemuan virus dimulai oleh penelitian Dimitri Ivanowsky (1892) dari Rusia tentang penyakit tembakau yang disebut mozaik tembakau. Penyakit ini memiliki tanda berupa bercak kuning pada daun tembakau. Ivanowsky menduga penyebab penyakit tersebut adalah bakteri - M. Beyerinck dari Belanda (1899) adalah ilmuwan yang menemukan virus, sewaktu meneliti penyakit mozaik daun tembakau. Dari percobaan yang dilakukannya Beyerinck menduga bahwa “bakteri” penyebab mozaik tembakau berukuran sangat kecil - Wendell M. Stanley (1935) seorang ilmuwan Amerika berhasil mengkristalkan virus penyebab penyakit mozaik daun tembakau (virus TMV = Tobacco Mozaic Virus). B. CIRI-CIRI VIRUS 1. Tubuhnya masih belum dapat disebut sebagai sel (bersifat aseluler) karena tidak memiliki protoplasma dan organel sel 2. Virus hanya tersusun dari selubung protein di bagian luar dan asam nukleat (ARN atau ADN) di bagian dalamnya. 3. Berdasarkan asam nukleat yang terdapat pada virus, kita mengenal virus ADN dan virus ARN. 4. Virus hanya dapat berkembang biak (bereplikasi) pada medium yang hidup (embrio, jaringan hewan, jaringan tumbuhan). 5. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membentuk bagian tubuh virus baru, berasal dari sitoplasma sel yang diinfeksi 6. Jika berada diluar organism virus akan membentuk Kristal 7. Memiliki ukuran ultra mikroskopik dan lebih kecil dari bakteri, yaitu sekitar 20 – 300 milimikron Beberapa ahli masih berbeda pendapat tentang virus, apakah virus termasuk benda mati ataukah makhluk hidup. Virus dianggap benda mati karena dapat dikristalkan dan bersifat aseluler (bukan sel) Virus dianggap makhluk hidup karena dapat bereproduksi di dalam organisme. C. BENTUK VIRUS Bentuk virus bermacam-macam, ada yang memanjang (batang), oval, bulat, dan seperti huruf T (virus T). D. STRUKTUR VIRUS Satu unit lengkap virus yang mampu menginfeksi organism disebut Virion. Virus terdiri 2 bagian yaitu: 1. Ba 2. Bagian luar atau selubung yang disebut kapsid berupa protein. Unit protein yang menyusun kapsid disebut kapsomer Berdasarkan asam nukleat yang dikandungnya, virus dibedakan menjadi virus DNA dan Virus RNA. Virus yang menyerang manusia umumnya merupakan virus RNA, contohnya virus influenza Di dalam isi virus terdapat beberapa enzim Virus yang menyerang bakteri disebut Bacteriofag (disingkat FAGE) dan berbentuk T. Virus T memiliki bagian-bagian: 1. Kepala, yang terdiri atas DNA di dalam dan kapsid di bagian luar 2. Leher 3. Selubung ekor 4. Serabut ekor, yang berfungsi untuk melekatkan diri pada inangnya 5. Bagian dasar ( Baseplate) E. REPRODUKSI VIRUS Virus dapat berkembang biak jika berada di dalam tubuh makhluk hidup. Hal ini karena virus tidak dapat melakukan metabolism menghasilkan senyawa-senyawa yang digunakan untuk menghasilkan virus baru. Oleh karena itu virus harus mengambil senyawa-senyawa tersebut dari tubuh inangnya. Jika dianalogikan, ketika menyerang inangnya maka virus seperti penjajah yang akan menguasai tubuh inang tersebut dan mengambil senyawa-senyawa yang dibutuhkan dalam membentuk virus-virus baru. Berdasarkan tahap-tahapannya, reproduksi virus dibedakan menjadi 2 yaitu: 1. Daur Litik 2. Daur Lisogenik Daur Litik Tahap pada daur litik yaitu: 1. Fase Adsorbsi Virus melekatkan diri pada inang dengan menggunakan serabut ekornya 2. Fase Penetrasi/Injeksi Virus menyuntikkan isi berupa DNA ke dalam sel inang, selubung virus tertinggal diluar 3. Fase Eklipase Setelah DNA virus masuk ke dalam inang, DNA akan mengambil alih fungsi DNA baktri (inang) 4. Fase Sintesis DNA virus mengontrol inang dan mengambil senyawa-senyawa inang untuk membentuk komponen tubuh (kepala, ekor) 5. Fase Perakitan/Assembling Komponen yang telah dibentuk dirakit menjadi virus-virus baru 6. Fase Lisis Virus-virus baru semakin menekan dinding bakteri sehingga dinding bakteri pecah (lisis) dan viru-virus tersebut keluar dari tubuh inangnya Daur lisogenik Tahap pada daur lisogenik yaitu: 1. Fase Adsorbsi Virus melekatkan diri pada inang dengan menggunakan serabut ekornya 2. Fase Injeksi/Penetrasi Virus menyuntikkan isi berupa DNA ke dalam sel inang, selubung virus tertinggal diluar 3. Fase Penggabungan DNA virus bergabung denganDNA bakteri /Plasmid membentuk Profage, DNA virus menjadi tidak aktif 4. Fase Pembelahan DNA bakteri melakukan replikasi, dilanjutkan pembelahan sel bakteri. DNA virus yang bergabung dengan DNA bakteri juga ikut melakukan replikasi. Dua sel baktri hasil pembelahan akan memiliki profage (Gabungan DNA bakteri danDNA virus) 5. Fase Sintesis DNA virus menjadi aktif dan mengontrol inang. Virus mengambil senyawa-senyawa inang untuk membentuk komponen tubuh (kepala, ekor) 6. Fase Perakitan Komponen yang telah dibentuk dirakit menjadi virus-virus baru 7. Fase Lisis Virus-virus baru semakin menekan dinding bakteri sehingga dinding bakteri pecah (lisis) dan viru-virus tersebut keluar dari tubuh inangnya F. PERANAN VIRUS BAGI KEHIDUPAN 1. PERAN YANG MERUGIKAN Pada Bakteri : 1.1. Bakteriofage (virus yang menyerang bakteri, contohnya bakteri Eschericia coli) Pada Tumbuhan : 2.1. Virus TMV (Tabacco Mozaik Virus) penyebab mozaik pada daun tembakau. 2.2. Virus Tungro: penyebab penyakit kerdil pada padi. Penularan virus ini dengan perantara wereng coklat dan wereng hijau. 2.3. Virus CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) menyerang tanaman jeruk Pada Hewan : 3.1. Virus NCD (New Castle Disease) penyebab penyakit tetelo pada ayam dan itik. 3.1 FMD (Foot and Mouth Disease) Pada Manusia : 4.1. Virus Hepatitis, penyebab hepatitis (radang hati), yang paling berbahaya adalah virus Hepatitis B. 4.2. Virus Rabies >> penyebab rabies 4.3. Virus Polio >> penyebab polio 4.4. Virus Variola dan Varicella >> penyebab cacar api dan cacar air 4.5. Virus Influenza >> penyebab influensa 4.6. Virus Dengue >> penyebab demam berdarah 4.7. Virus HIV >> penyebab AIDS 2. PERAN MENGUNTUNGKAN a. Pembuatan vaksin Vaksin pertama yang ditemukan oleh manusia adalah vaksin cacar, ditemukan oleh Edward Jenner (1789), sedangkan vaksinasi oral ditemukan oleh Jonas Salk (1952) dalam menanggulangi penyebab polio. Manusia secara alamiah dapat membuat zat anti virus di dalam tubuhnya, yang disebut Interferon, meskipun demikian manusia masih dapat sakit karena infeksi virus, karena kecepatan replikasi virus tidak dapat diimbangi oleh kecepatan sintesis interferon. b. Pembuatan antitoksin c. Melemahkan bakteri

Read More..

Obyek dan Permasalahan yang Dikaji dalam Biologi

Objek dan permasalahan yang dikaji dalam biologi adalah makhluk hidup beserta kehidupannya dan faktor2 pendukung kehidupannya. Objek Biologi Biologi mempelajari kehidupan pada beberapa tingkatan organisasi, yaitu: 1. Molekul 2. Sel 3. Jaringan 4. Organ 5. Sistem Organ 6. Individu 7. Populasi 8. Komunitas 9. Ekosistem 10. Bioma 11. Biosfer 1. Molekul Molekul adalah sekelompok atom (paling sedikit dua) yang berikatan dengan sangat kuat (kovalen) dalam susunan tertentu dan bermuatan netral. Struktur dan fungsi molekul menyusun komponen2 pembentuk sel. Contoh: molekul protein, fosfolipid, kolesterol, karbohidrat, air dan ion-ion lain merupakan komponen penyusun membran sel. 2. Sel Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dari kehidupan 3. Jaringan Jaringan yaitu Kumpulan dari beberapa sel yang mempunyai bentuk, susunan dan fungsi yang sama. Contoh Pada tumbuhan : jaringan parenkhim, epidermis, pengangkut xilem floem, jaringan tiang Pada hewan : jaringan otot, jaringan epidermis, jaringan tulang, jaringan syaraf 4. Organ Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan yang berbeda dan menjalankan fungsi yang sama. Contoh: Pada tumbuhan : akar, batang, daun, bunga, buah, biji Pada hewan : hati, paru-paru, telinga, mata dll 5. Sistem organ Sistem organ adalah beberapa organ yang memiliki satu fungsi/kerja tertentu Contoh: sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistem pencernaan dll. 6. Individu Individu merupakan organisme tunggal yang tersusun oleh kumpulan sistem organ 7. Populasi Populasi adalah kumpulan individu atau species yang sejenis yang menempati suatu habitat (tempat hidup) dan dalam waktu tertentu. Contoh: populasi rusa 8. Komunitas Komunitas adalah berbagai jenis (species) makhluk hidup yang saling berinteraksi dan menempati lingkungan dalam waktu yang sama. Contoh: komunitas kolam, komunitas sawah 9. Ekosistem Ekosistem adalah intraksi antara makhluk hidup yang berada di suatu wilayah tertentu (komunitas) dengan lingkungan abiotiknya. Ekosistem dibentuk oleh beberapa macam populasi yang berinteraksi dengan lingkungan tempat mereka hidup, atau interaksi (hubungan timbal balik) antara komponen biotik (MH) dengan komponen Abiotik (lingkungan). 10. Bioma Bioma merupakan satuan daerah daratan yang luas yang dibentuk oleh ekosistem dalam skala besar yang terjadi karena adanya interaksi iklim dengan keaneragaman makhluk hidup yang khas (yang dominan). Contoh : Bioma tundra, bioma taiga, bioma hutan hujan tropis Tundra adalah daerah dengan suhu lingkungan rendah dan tanpa pohon. Pada area ini, mayoritas tumbuhan yang hidup biasanya berupa lumut, rerumputan,.Tundra biasanya hidup di daerah dingin. Taiga adalah hutan yang terdiri atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya(tumbuhan evergreen). Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, beruang, rubah, serigala, ajax, dan burung-burung yang bermigrasi pada musim gugur. Taiga banyak ditemukan di belahan bumi utara, contohnya di Rusia dan Kanada. Bioma Taiga merupakan bioma terluas dari bioma-boma lain yang ada di bumi. 11. Biosfer Biosfer adalah bumi tempat tinggal makhluk hidup, merupakan tingkatan organisasi kehidupan yang paling tinggi. Permasalahan Biologi Kehidupan manusia tidak terlepas dari permasalahan, diantaranya permasalahan yang berhubungan dengan biologi. Luasnya kajian ilmu biologi seperti disebutkan dalam tingkatan organisasi kehidupan menunjukkan bahwa permasalahan manusia yang berhubungan dengan biologi juga sangat luas. Bacalah artikel berikut ini! Saat muda, pembentukan sel tulang baru lebih cepat daripada penghancuran tulang tua sehingga kepadatan tulang masih terjaga. Setelah usia 30 tahun yang terjadi penghancuran sel tulang tua lebih cepat daripada pembentukan sel tulang baru. Semakin tinggi kepadatan tulang, semakin kecil kemungkinan untuk mengalami osteoporosis yaitu, suatu kondisi yang menyebabkan tulang menjadi lemah dan rapuh. Seperti dikutip dari MayoClinic, Minggu (24/7/2011), memahami bagaimana diet, aktivitas fisik dan faktor gaya hidup lainnya dapat membantu menjaga kesehatan tulang (http://www.detikhealth.com/) Pada tingkatan organisasi kehidupan apakah permasalahan pada artikel di atas? Artikel di atas membicarakan tentang tulang. Tulang merupakan objek biologi pada tingkat jaringan.

Read More..

RUANG LINGKUP BIOLOGI

Karakteristik Biologi Sebagai Ilmu BIOS = HIDUP LOGOS = PENGETAHUAN Biologi adalah ilmu yang mengkaji dan mempelajari tentang mahluk hidup Jadi Biologi merupakan ilmu pengetahuan yang paling dekat dengan kehidupan. Biologi merupakan bidang ilmu yang luas, bagian dari IPA serta berkaitan dengan ilmu-ilmu yang lain contohnya fisika, kimia. Geografi . Sains Biologi termasuk dalam ilmu Sains Sains adalah ilmu pengetahuan tentang fenomena-fenomena /kejadian-kejadian di alam untuk mempempelajari alam apa adanya Ciri-ciri ilmu pengetahuan alam (SAINS) termasuk biologi yaitu: 1. Objek kajian berupa benda konkret dan dapat ditangkap indera 2. Dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris (pengalaman nyata) 3. Memiliki langkah-langkah sistematis yang bersifat baku 4. Menggunakan cara berpikir logis, yang bersifat deduktif artinya berpikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang khusus menjadi ketentuan yang berlaku umum. Bersifat induktif berarti berpikir dengan menarik dari hal-hal umum menjadi khusus 5. Hasilnya bersifat obyektif atau apa adanya, terhindar dari kepentingan pelaku (subyektif) 6. Hasil berupa hukum-hukum yang berlaku umum, dimanapun diberlakukan. Ruang lingkup Biologi Berdasarkan struktur keilmuan menurut BSCS (Biological Science Curricullum Study, Mayer 1980) bahwa ruang lingkup biologi meliputi obyek biologi berupa: 1. Kingdom animalia 2. Kingdom plantae 3. Kingdom fungi 4. Kingdom protista 5. Kingdom eubacteria 6. Kingdom archaebacteria Pembahasan permasalahan biologi meliputi 9 tema dasar yaitu: 1. Biologi (sains) sebagai proses inkuiri 2. Sejarah konsep biologi 3. Evolusi 4. Keanekaragaman dan keseragaman 5. Genetika dan kelangsungan hidup 6. Organisme dan lingkungan 7. Perilaku 8. Struktur dan fungsi 9. Regulasi Ditinjau tingkat organisasi kehidupan, pembahasan biologi dimulai dari: 1. Molekul (virus) 2. Sel (protozoa, bakteri dan tumbuhan uniseluler) 3. Jaringan (porifera & coelenterata) 4. Organ (hati, ginjal, dll) 5. Sistem organ (sistem sirkulasi, sistem transportasi, dll) 6. Individu (manusia) 7. Populasi (kumpulan individu yang sama di daerah yang sama) 8. Komunitas (kumpulan beberapa populasi) 9. Ekosistem (kumpulan beberapa komunitas dengan lingkungan abiotiknya) 10. Bioma (ekosistem dalam skala yang luas) 11. Biosfer (kumpulan seluruh bioma dipermukaan bumi). Manfaat Biologi Ilmu biologi memiliki banyak manfaat, diantaranya: Bidang Pertanian 1. Penemuan bibit unggul dan pola pemupukkan yang sesuai dapat meningkatkan produksi pertanian 2. Melalui rekayasa genetika dapat diciptakan jenis tanaman budidaya yang mampu menghasilkan insektisida sendiri (apel, pir, kol,brokoli, kentang), buah-buahan tanpa biji (semangka, pepaya, jeruk, anggur) 3. Melalui teknik kultur jaringan tanaman unggul dapat dibudidayakan/diperbanyak dalam waktu yang singkat.(kelapa sawit, anggrek, pisang, wortel). Bidang Industri Makanan 1. Pemanfaatan beberapa jenis mikroorganisme dalam industri makanan, sehingga makanan yang dihasilkan bersifat tahan lama, memiliki rasa yang disukai, serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Contoh: nata de coco, roti, keju, tempe, tape, kecap, anggur. Bidang Kedokteran 1. Ditemukan metode transplantasi (pencangkokan) organ bagi seseorang yang mengalami kerusakan atau disfungsi organ tubuhnya. 2. Dengan dipelajarinya berbagai macam virus (virologi) membantu manusia untuk menciptakan berbagai macam vaksin dari virus itu sendiri 3. Penemuan teknik bayi tabung membantu masalah pasutri yang tidak memiliki keturunan 4. Mikrobiologi kedokteran telah berhasil menemukan berbagai macam antibiotik untuk berbagai macam bakteri penyebab penyakit. Bidang Peternakan 1. Dengan adanya ilmu anatomi dan fisiologi hewan ditemukan teknik inseminasi (kawin suntik) yang bertujuan untuk mendapatkan hewan ternak dengan kualitas yang baik serta produksi yang meningkat 2. Teknik vertilisasi in vitro . Embrio ternak yang unggul dihasilkan di luar uterus dalam jumlah tertentu, dan disimpan dalam jangka waktu tertentu pada nitrogen cair dengan suhu 196oC, kemudian dapat diimplantasikan ke induk betina tidak unggul dari spesies yang sama dengan demikian akan cepat diperoleh banyak ternak unggul. Cabang Biologi Karena ruang lingkup yang luas maka ilmu biologi berkembang membentuk cabang-cabang ilmu biologi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yaitu: tingkat organisasi kehidupan, kelompok organisme, aspek kehidupan atau kaitannya dengan ilmu lain (sebagai ilmu campuran, terapan). Contoh cabang biologi antara lain: Taksonomi (mempelajari pengelompokan organisme berdasarkan persamaan dan perbedaan) Virologi (mempelajari virus) Mikrobiologi (mempelajari mikroorganisme) Mikologi (mempelajari jamur, ragi dan kapang) Botani (mempelajari tumbuhan): pteridologi (paku), bryologi (lumut). Zoologi (hewan): entomologi (serangga), iktiologi (ikan), herpetologi (reptil dan amfibi), ornitologi (unggas/burung), mamologi (mamalia) Contoh cabang biologi yang lain : 1. Sitologi 2. Histologi 3. Morfologi 4. Anatomi 5. Genetika 6. Fisiologi 7. Taksonomi 8. Ekologi 9. Evolusi Metode Ilmiah Metode ilmiah adalah langkah-langkah yang dilakukan secara berurutan dan sistematis untuk mendapatkan pengetahuan. Langkah-Langkah dalam metode ilmiah yaitu: 1. Observasi/Pengamatan (untuk Menemukan Masalah) 2. Merumuskan Masalah 3. Kajian Pustaka 4. Mengajukan Hipotesis 5. Melakukan Percobaan/Eksperimen 6. Menarik Kesimpulan Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yang spesifik. Contoh : Bagaimanakah pengaruh dosis pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman jagung? Hipotesis adalah Jawaban sementara dari rumusan masalah. Untuk menjawab jawaban sementara (HIPOTESIS)maka perlu diadakan percobaan/Eksperimen. Variabel Variabel adalah faktor yang mempengaruhi eksperimen yang memiliki ukuran dan dapat diukur. Macam Variabel: 1. Bebas/Manipulasi yaitu faktor yang diubah oleh sang peneliti (dosis pupuk) 2. Terikat/Respon yaitu Faktor yang berubah tergantung perubahan variabel bebas (pertumbuhan tanaman) 3. Kontrol yaitu faktor yang Sengaja tidak diberi perlakuan untuk pembanding Macam Hipotesis: 1. Hipotesis Nol (H0), yaitu hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel rspon 2. Hipotesis Alternatif (Ha), yaitu hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel respon Ha dibedakan menjadi 2 yaitu: a. Ha positif, yaitu adanya pengaruh baik dari variabel bebas terhadap variabel respon b. Ha negatif, yaitu adanya pengaruh buruk/jelek dari variabel bebas terhadap variabel respon Perhatikan contoh berikut! Observasi : Orang tua laras memiliki pekarangan yang cukup luas dan oleh ayahnya ditanami dengan tumbuhan mahoni. Laras mengamati tanaman mahoni tersebut tidak tumbuh dengan baik. Laras mengamati ayahnya tidak pernah memberi pupuk pada tanaman tersebut. Laras berpikir pupuk apakah yang tepat untuk tanaman mahoni? Merumuskan Masalah: Bagaimanakah pengaruh pupuk terhadap pertumbuhan tanaman mahoni? Kajian Pustaka: Laras mencari literatur/buku maupun dari internet tentang pupuk dan tanaman mahoni Menentukan variabel : Variabel bebas : macam pupuk Variabel respon : pertumbuhan tanaman mahoni Contoh variabel kontrol : tanah, air, jenis tanaman mahoni, dosis pupuk Hipotesis: Ho : Tidak ada pengaruh pupuk terhadap pertumbuhan tanaman mahoni Ha : Ada pengaruh pupuk terhadap pertumbuhan tanaman mahoni Ha positif : Pupuk mempercepat pertumbuhan tanaman mahoni Ha negatif : Pupuk memperlambat pertumbuhan tanaman mahoni Eksperimen: Macam tampilan data Dalam menampilkan data hasil penelitian, dapat digunakan grafik, antara lain: 1. Grafik batang, (seperti contoh penelitian di atas) 2. Grafik kurva 3. Grafik serabi/Pie Sikap Ilmiah Ilmuwan harus bersikap ilmiah: 1. Berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan argumentasi 2. Mengembangkan keingintahuan 3. Kepedulian terhadap lingkungan 4. Berpendapat secara ilmiah dan kritis 5. Berani mengusulkan perbaikan dan bertanggung jawab terhadap usulan tersebut 6. Bekerja sama 7. Jujur terhadap fakta 8. Disiplin dan tekun Ilmuwan harus dapat membedakan antara fakta dengan opini 1. Fakta: Informasi yang diperoleh dari bukti-bukti pada data. 2. Opini * Pendapat mengenai peristiwa tertentu. * Opini dapat berdasarkan fakta atau tidak. Dan berdasarkan fakta pun opini biasanya tidak ada data spesifik.

Read More..